Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekosistem GOTO Pompa Nasabah Bank Jago ke Posisi 9 Juta Naik 74%

Masifnya kenaikan jumlah nasabah PT Bank Jago Tbk. (ARTO) berpotensi ikut mengerek kinerja sahamnya.
Pejalan kaki melintas di depan kantor pusat Bank Jago di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian
Pejalan kaki melintas di depan kantor pusat Bank Jago di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Masifnya kenaikan jumlah nasabah PT Bank Jago Tbk. (ARTO) berpotensi ikut mengerek kinerja sahamnya.

Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana mengatakan dari bank digital eksisting saat ini, Radit menilai saham ARTO memiliki potensi rebound paling besar, apalagi setelah GOTO merilis aplikasi GoPay tersendiri.

“Sudah santer terdengar, Jago dan GoPay akan membuat produk bersama yang akan membawa bank digital dan dompet digital ke level lebih tinggi. Bisa jadi, kolaborasi itu akan menjadi puncak integrasi kedua nya dan signifikan untuk industri,” katanya belum lama ini.

Saat ini, kontribusi ekosistem GoTo terhadap bisnis Bank Jago baru mencapai 30%. “Hal ini menunjukkan ruang kontribusi dan pertumbuhannya masih terbuka lebar apabila Jago dan GOTO makin agresif dan intensif melakukan monetisasi semua peluang bisnis,” katanya.

Di sisi lain, earning per share (EPS) ARTO per Q2 2023, sudah setara dengan EPS Full Year 2021 yang merupakan EPS tertinggi dalam tiga tahun terakhir. "Kondisi ini tentunya juga menjadi katalis positif bagi fundamental ARTO khususnya di tahun ini,"kata Radit.

Sementara itu, nasabah Bank Jago telah mencapai 9 juta nasabah, termasuk 7,4 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago per September 2023 lalu. Nasabah Bank Jago bertumbuh 74% atau sebanyak 3,7 juta nasabah dibandingkan dengan performa tahun lalu di posisi 5,3 juta tahun.

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengungkapkan bahwa pertumbuhan nasabah Bank Jago tidak terlepas strategi kolaborasi dengan ekosistem digital. Menurutnya sekitar 35% nasabah Bank Jago berasal dari kolaborasi dengan ekosistem Gojek-Tokopedia (Goto).

“Kami selalu percaya, kolaborasi antara perusahaan financial technology dengan bank akan memberikan sesuatu yang positif kepada konsumen. Ada hal yang bisa mereka (fintech) lakukan, mungkin bank tidak bisa melakukannya. Tapi di saat yang sama, ada hal yang tidak bisa mereka lakukan karena secara regulasi tidak memungkinkan, bisa dilakukan oleh bank,” tutur Arief dalam acara diskusi media beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangan bulanan Agustus 2023, dana pihak ketiga (DPK) Bank Jago sudah mencapai Rp 10,4 triliun. Current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK sebesar 73% atau senilai Rp 7,6 triliun, sedangkan sisanya merupakan deposito sebesar 27%.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper