Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Turun, Dampak Perang Israel vs Hamas Akan Terbatas

Harga minyak WTI turun di bawah US$84 setelah New York Times melaporkan bahwa intelijen AS menunjukkan Iran terkejut dengan serangan Hamas terhadap Israel.
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah turun pada akhir perdagangan Rabu (11/10/2023) waktu setempat, setelah awal pekan ini mengalami lonjakan di tengah tanda-tanda dampak perang Israel vs Hamas terhadap pasokan minyak akan tetap terbatas.

Mengutip Bloomberg, Kamis (12/10/2023), harga minyak West Texas Intermediate turun di bawah US$84 setelah New York Times melaporkan bahwa intelijen AS menunjukkan Iran terkejut dengan serangan Hamas terhadap Israel. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan sanksi tambahan terhadap minyak Iran dan membantu mencegah negara tersebut dan proksinya di Timur Tengah terseret ke dalam konflik.

Selain itu, pemimpin OPEC+ Arab Saudi pada hari Selasa menegaskan kembali dukungannya terhadap upaya kelompok tersebut untuk menyeimbangkan pasar minyak.

Harga minyak juga turun karena pergerakan teknis bearish yang dikenal sebagai gap fill, yang dipicu ketika harga melonjak lebih dari US$3 pada Senin saat serangan Hamas terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran tentang ketidakstabilan yang lebih luas di Timur Tengah.

“Lonjakan seperti itu sering kali mendorong tindakan korektif untuk mengisi terobosan harga yang besar sebelum tren baru dapat terbentuk,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial Securities.

Para pedagang akan terus memantau perang dan kemungkinan sanksi lebih lanjut terhadap Iran, yang akan berdampak positif pada harga minyak.

Perang tersebut menambah dimensi rumit lainnya pada perdagangan minyak global setelah harga melonjak pada kuartal ketiga karena OPEC+ membatasi pasokan untuk memperketat pasar, kemudian kehilangan sebagian keuntungannya karena kekhawatiran terhadap permintaan yang meningkat.

Langkah OPEC+ ini membuat peran Amerika Serikat semakin penting dalam memasok pasar global, dan pemerintah Amerika memproyeksikan produksi minyak negara tersebut akan mencapai rekor tertinggi pada tahun ini.

Sementara itu, AS dan Venezuela hampir mencapai kesepahaman yang akan memberikan keringanan sanksi terbatas sebagai imbalan atas langkah-langkah untuk memastikan pemilu yang adil. Sebagai bagian dari kesepakatan informal tersebut, AS bersedia mencabut sejumlah sanksi minyak dan perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper