Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja saham Grup Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), dan Grup Astra, PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) bervariasi usai kongsi ketiganya, PT Jakarta Metro Exspressway (JKTMetro) meraih konsesi tol JORR Elevated (JORR-E) Cikunir-Ulujami selama 45 tahun.
Mengacu data RTI Business, pada penutupan perdagangan Kamis, (12/10/2023), saham META naik 1,63 persen ke level Rp250 per saham. Sepanjang 2023, saham META melonjak 103,25 persen secara year to date (ytd) dari posisi 2 Januari 2023 di level Rp123 per saham.
Di lain sisi, saham Grup Astra ACST justru terkoreksi 2,45 persen ke posisi Rp199 per saham pada perdagangan hari ini. Namun sepanjang tahun berjalan, saham ACST masih menguat 24,37 persen ytd dari posisi awal tahun di level Rp160 per saham.
Emiten konstruksi BUMN, ADHI juga mencatatkan pelemahan 1,67 persen dan parkir di level Rp470 hari ini. Secara ytd, saham ADHI juga terkoreksi 2,89 persen dari harga awal Januari 2023 di level Rp484 per saham. Volatilitas saham ADHI pun cukup tinggi, dengan penurunan terdalam pada akhir Mei 2023 di level Rp334 per saham.
Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia Changkun Shin mengatakan, prospek ketiga emiten tersebut masih menarik untuk dicermati, apalagi setelah mendapatkan konsesi untuk pengelolaan Tol JORR-E selama 45 tahun.
Dia merekomendasikan hold untuk saham ADHI dan ACST dalam jangka pendek. Baru kemudian setelah ada sinyal penguatan, investor dapat membeli saham ADHI dengan target price (TP) Rp535, dan saham ACST TP di level Rp220.
Baca Juga
"Sedangkan saham META boleh trading buy dengan TP Rp282. Sentimen yang bisa menjadi katalis positif yaitu menjelang di tahun pemilu sektor infrastruktur bisa jadi pilihan," ujar Shin kepada Bisnis, Kamis, (12/10/2023).
Namun, dia mengingatkan sentimen negatif yang bisa membuat kinerja saham META, ADHI, dan ACST menjadi kurang maksimal yaitu potensi kenaikan suku bunga yang dapat berimbas terhadap emiten infrastruktur dan properti.
Sebagaimana diketahui, Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed masih memproyeksikan kenaikan suku bunga 25 bps ke level 5,75 persen hingga akhir 2023. Saat ini, suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) masih ditahan di level 5,25-5,5 persen.
Di lain sisi, Analis Teknikal Samuel Sekuritas Denzel Obaja mengatakan, saham META secara teknikal bergerak dalam tren naik (uptrend) yang terbentuk sejak awal September hingga Oktober 2023.
"Perlu diperhatikan bahwa kenaikan yang sangat signifikan pada saham META saat ini ditopang juga dengan penguatan volume transaksi yang tinggi disaat awal tren dimulai," kata Denzel kepada Bisnis, Kamis, (12/10/2023).
Menurutnya, secara momentum saham META masih memberikan sinyal buy dengan rekomendasi beli di area Rp240-Rp250. Target harga saham META di rentang Rp280-Rp320 per saham, sedangkan cut loss apabila META tutup di bawah level area Rp225 per saham.
Selanjutnya, Denzel bilang, untuk saham ACST bergerak seiringan dengan META, dan secara sinyal masih mengindikasikan beli di area Rp190 hingga Rp200. Target harga saham ACST di level Rp218-Rp262. Sedangkan level cut loss di bawah Rp178 per saham.
Terakhir, menurutnya pergerakan saham ADHI secara teknikal sedang sideways alias stagnan dengan rentang level Rp440-Rp494 per saham.
"Belum ada momentum kuat namun terpantau stabil, rekomendasi buy apabila saham ADHI bertahan di atas level area Rp440 dan target resisten terdekat pada area Rp494-Rp500. Batasi kerugian apabila ADHI tutup di bawah level area Rp438," pungkas Denzel.
Diberitakan sebelumnya, konsorsium JKTMetro telah menandatangani perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) JORR Elevated (JORR-E) Cikunir-Ulujami dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR pada Rabu, (11/10/2023).
Pemerintah memberikan izin untuk kongsi META, ADHI, dan ACST untuk mengelola tol JORR-E selama 45 tahun, termasuk masa konstruksi untuk mengoperasikan serta memungut tarif tol dari penggunanya, sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian konsesi.
Perlu dicatat, perjanjian konsesi tidak mengalihkan hak kepemilikan jalan tol kepada JKTMetro, namun pemerintah hanya memperbolehkan JKTMetro untuk melaksanakan pengusahaan jalan tol selama masa konsesi.
Berdasarkan keterangan resmi First Pacific Co Ltd milik Anthoni Salim, total investasi proyek tol JORR-E sebesar Rp21,3 triliun, dengan sekitar 32 persen didanai oleh ekuitas dan sisanya didanai oleh utang.
"Berdasarkan struktur transaksi, kontribusi Grup terhadap JKTMetro dan proyek JORR-E sekitar US$261juta atau sekitar Rp4,1 triliun [kurs jisdor Rp15.710 per dolar AS]," tulis keterangan First Pacific Co Ltd dikutip Kamis, (12/10/2023).
Alhasil, dengan ditandatanganinya PPJT, maka JKTMetro resmi menjadi pemegang konsesi Jalan Tol JORR Elevated Cikunir-Ulujami setelah melewati proses pengadaan atau lelang. Proyek jalan tol tersebut siap dibangun untuk menghubungkan wilayah Jati Asih, Bekasi dengan Ulujami, Jakarta Selatan sepanjang kurang lebih 21,6 km.
_____
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.