Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi pelat merah, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) diperkirakan meraup cuan besar usai Kereta Cepat Whoosh Indonesia atau Kereta Cepat Jakarta-Bandung resmi beroperasi.
Whoosh resmi diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Stasiun KCJB Halim, Jakarta Timur, pada awal Oktober lalu. Whoosh diklaim menjadi proyek kereta cepat pertama di Indonesia dan tercepat di Asia Tenggara dengan kecepatan mencapai 350 km per jam.
Peresmian Kereta Cepat turut menjadi tonggak baru bagi Wijaya Karya. Emiten BUMN Karya ini merupakan satu-satunya kontraktor dalam negeri yang terlibat penuh dalam proses pembangunan Whoosh.
Dalam pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), WIKA bergabung dalam konsorsium yang melibatkan kontraktor luar negeri dengan pengalaman panjang pada pembangunan kereta cepat di berbagai negara.
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengatakan bahwa perseroan resmi mencatatkan penjualan penuh dari nilai kontrak proyek seiring dengan rampungnya fase konstruksi Kereta Cepat.
"Dengan selesainya fase konstruksi, menandakan telah tercatatnya penjualan sepenuhnya dari nilai kontrak proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di mana WIKA mengerjakan 30 persen dari nilai konstruksi KCJB," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (10/10/2023).
Baca Juga
Proyek Whoosh, berdasarkan situs web Indonesia.go.id, mencatatkan nilai konstruksi sebesar US$7,3 miliar atau sekitar Rp109,5 triliun. Oleh karena itu, dengan porsi mencapai 30 persen, WIKA diperkirakan meraup dana sekira Rp32,85 triliun dari proyek Kereta Cepat.
Mahendra menyampaikan perbaikan kinerja keuangan kini menjadi salah satu fokus dari proses transformasi yang sedang berlangsung di dalam tubuh perseroan.
Dari sisi portofolio proyek, WIKA mengambil langkah refocusing bisnis dengan memperbanyak proyek dari pemerintah. Musababnya, proyek pemerintah memiliki pola pembayaran progres bulanan dan uang muka.
"Dengan model pembayaran ini, perseroan mengupayakan pengelolaan arus kas dapat dilakukan secara mandiri di setiap proyek tersebut serta menghindari terjadinya defisit pada arus kas di proyek," tutur Mahendra.
Di lantai bursa, saham WIKA terpantau stagnan di level Rp446 per lembar hingga penutupan perdagangan Senin (9/10/2023). Jika ditarik lebih jauh, saham perseroan mengalami koreksi 44,25 persen secara year-to-date.
METODE PENGERJAAN KERETA CEPAT
Sementara itu, dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan pengembangan proyek Whoosh menjadi sebuah kesempatan adanya transfer pengetahuan bagi WIKA Group dalam pembangunan konstruksi kereta cepat.
WIKA Group diketahui mengerjakan lingkup 3 stasiun kereta cepat, di antaranya Stasiun Halim, Karawang, dan Padalarang. Perseroan bersama WIKA Gedung, Beton, dan Industri Konstruksi juga mengerjakan subgrade, jembatan, slab track, kolom pier, dan box girder.
Adapun metode kerja diwujudkan dengan menerapkan cast in situ untuk full span girder. Cast in situ secara umum adalah metode pengecoran di tempat langsung secara bertahap per segmennya.
“Namun, yang menjadi keunggulan pada proyek KCJB, metode cast in situ dilaksanakan secara full span dan sekaligus dengan penyusunan 137 full span box girder pada lintasan kereta cepat,” ujar Agung.
Agung menyampaikan WIKA Beton sebagai entitas anak memproduksi slab track sebanyak 14.786 unit. Slab track merupakan jenis bantalan beton kereta api pengganti ballast, yang digunakan pada lintasan dengan kecepatan lebih dari 350 km/jam dan beberapa jembatan.
Dengan mengadaptasi teknologi dari China, slab track dapat diproduksi dengan struktur berkualitas tinggi yang dapat menjaga kenyamanan dan kestabilan kereta, biaya yang lebih efisien disertai perawatan yang relatif mudah.
WIKA Beton juga berkontribusi besar dalam penyediaan struktur beton, antara lain pier, girder, pile cap, dan bored pile yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan pada masing-masing letak pembangunan jembatan.
Selain itu, mutu dan kualitas beton diperhatikan dengan spesifikasi material yang terbuat dari Pasir Tayang di Kalimantan, sehingga berpengaruh pada daya tahan beton sampai dengan 100 tahun.
Dua entitas lain, yakni WIKA Gedung dan WIKA Industri Konstruksi juga ikut terlibat dalam pembangunan Whoosh. WIKA Gedung, misalnya, berkontribusi dalam pembangunan stasiun Halim, Karawang, dan Auxiliary Building pada stasiun Padalarang.
Sementara itu, WIKA Industri Konstruksi ikut andil dalam fabrikasi baja dan instalasi erection pada stasiun Halim, LRT-HSR integrasi, dan Karawang serta pemasangan sound barrier pada lintasan kereta cepat.