Bisnis.com, JAKARTA – Perusahan yang bergerak di bidang distribusi dan pengolahan minuman beralkohol, PT Lovina Beach Brewery Tbk. (STRK) resmi melaksanakan pencatatan perdana sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa (10/10/2023).
Ditemui di Main Hall Gedung BEI, Jakarta, pada Selasa (10/10/2023) Direktur Utama STRK Bona Budhisurya mengatakan perseroan menargetkan pendapatan hingga akhir tahun sebesar Rp50 miliar.
“Target kita, sales sampai akhir tahun ini Rp50 miliar, dan kita lihat sampai sekarang sudah mencapai. Kalau laba, nanti kita lihat,” kata Bona.
Berdasarkan data per 31 Maret 2023, STRK mencatatkan penjualan bersih Rp10,82 miliar, atau melesat 183,45 persen dari periode sama tahun lalu Rp3,83 miliar.
Sementara untuk setahun penuh 2022, STRK mengantongi penjualan bersih Rp30,93 miliar, atau melambung 205,55 persen dibanding 2021 yang sebesar Rp10,12 miliar.
Melesatnya penjualan dibarengi dengan posisi bottom line yang positif. STRK meraup laba neto tahun berjalan sebesar Rp19,48 miliar hingga kuartal I/2023, dari posisi rugi neto tahun berjalan pada periode sama tahun 2022 sebesar Rp638,22 miliar.
Baca Juga
Bona juga menyebutkan bahwa ia akan terus memperbesar perusahaannya melalui penambahan varian produk dan dari sisi pemasaran. Di mana dalam hal tersebut, STRK akan menggunakan dana hasil IPO.
“Kalau dividen kita pasti mencoba yang terbaik, yang penting saya kerja memperbesar perusahaan. Dengan dana IPO ini, kami tambah varian, lalu marketing. Saat ini mungkin marketing kami kurang agresif, karena memang saya membangun bisnis ini dari nol. Sekarang dengan IPO, mungkin ada budget lebih, dan kami bisa lebih besar serta lebih bagus lagi,” pungkas Bona.
Sebelumnya, STRK telah melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) selama 3-6 Oktober 2023. Dalam melaksanakan IPO-nya, PT Artha Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Melalui IPO tersebut, perseroan mencapai kelebihan permintaan (oversubscribe) sebesar 152 kali dari nilai penjatahan terpusat, di mana STRK menawarkan 1,18 miliar saham melalui IPO dengan harga penawaran Rp100 per saham. Dana yang diperoleh STRK melalui IPO sebesar Rp118 miliar setelah dikurangi biaya IPO.
Rencananya, sekitar 54,73 persen dana hasil IPO digunakan dalam bentuk penyetoran modal kepada anak perusahaan. Di mana sekitar 56 persen digunakan untuk pembelian peralatan mesin canning dan tangki untuk produksi beer dan spirit.
Selanjutnya, 24 persen untuk program Research and Development dalam pengembangan kategori produk baru, dan 20 persen untuk biaya operasional serta modal kerja anak perusahaan. Lalu, sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja perseroan. (Daffa Naufal Ramadhan)