Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini, Senin, (9/10/2023). Di lain sisi, dolar AS justru kian agresif seiring konflik yang terjadi antara kelompok Hamas dengan Israel.
Berdasarkan data Bloomberg dikutip Senin, (9/10/2023) pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah melemah 0,51 persen atau 79,5 poin ke level Rp15.692. Sedangkan indeks mata uang Negeri Paman Sam justru terpantau menguat 0,51 persen ke posisi 106,58 sore ini.
Sementara itu, mata uang Asia lainnya yang juga melemah terhadap dolar AS yaitu dolar Singapura melemah 0,36 persen, won Korea melemah 0,13 persen, peso Filipina turun 0,60 persen, baht Thailand turun 0,54 persen, ringgit Malaysia terkoreksi 0,41 persen, dan rupee India turun tipis 0,01 persen.
Di lain sisi, mata uang Asia yang kebal terhadap dolar AS, yakni yen Jepang menguat 0,09 persen, dolar Hongkong naik 0,02 persen, dolar Taiwan melesat 0,51 persen, dan yuan China naik tipis 0,03 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, sentimen risiko menjadi rapuh setelah pasukan Israel bentrok dengan orang-orang bersenjata dari kelompok Palestina Hamas pada akhir pekan. Adapun, konflik itu turut berdampak terhadap dolar AS, harga emas global, hingga harga minyak mentah.
Lebih lanjut dia mengatakan, data Consumer Price Index (CPI) dapat memperkuat nada hawkish The Fed Greenback mendapat keuntungan pada akhir pekan lalu dengan dirilisnya data payrolls yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat, (6/10) menunjukkan lapangan kerja AS mengalami peningkatan tertinggi selama 8 bulan pada September 2023.
Baca Juga
"Indikasi pasar tenaga kerja yang masih ketat akan membuat fokus lebih besar pada rilis data inflasi konsumen September minggu ini, mengingat angka inflasi yang tinggi dapat memperkuat pesan The Fed bahwa suku bunga harus tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama," ujarnya dalam riset, Senin, (9/10/2023).
Kemudian, harga minyak melonjak tajam sebagai dampaknya, yang berimbas negatif pada mata uang tunggal, mengingat Jerman sebagai ekonomi dominan di zona Euro, mempunyai paparan yang tinggi terhadap biaya energi.
Selain itu, output industri Jerman menyusut pada bulan Agustus selama empat bulan berturut-turut, turun 0,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sedikit lebih besar dari perkiraan penurunan 0,1 persen.
Dari sentimen dalam negeri, cadangan devisa RI susut ke level terendah tahun ini, anjlok menjadi US$134,9 miliar pada September 2023, dari US$137,1 miliar pada Agustus 2023. Sementara itu, nilai tukar rupiah diperkirakan akan ditutup pada kisaran Rp15.200 hingga Rp15.800 per dolar AS pada akhir 2023.
Menurutnya, penurunan cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh pelunasan utang luar negeri pemerintah dan perlunya stabilitas nilai tukar rupiah sebagai respons dari meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.680- Rp15.760," pungkas Ibrahim.