Bisnis.com, BALI - Sucor Sekuritas sedang mempertimbangkan untuk membawa dua perusahaan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada awal 2024.
CEO Sucor Sekuritas Bernadus Setya Ananda Wijaya mengatakan bahwa kedua perusahaan tersebut hingga saat ini masih berada di pipeline Sucor Sekuritas.
"Yang pertama itu ada dari sektor teknologi, perusahaan ini kaitannya dengan teknologi dan juga advertisement. Kemudian untuk perusahaan lain kaitannya adalah mengenai sektor renewable energy [energi baru terbarukan]," jelas dia usai agenda Private Investor Getaway 2023, Sabtu (7/10/2023).
Adapun, dirinya mengungkapkan salah satu perusahaan yang berencana IPO itu tercatat memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp500 miliar. Hal ini pun disebut Bernadus sebagai salah satu kriteria yang perlu dipenuhi oleh perusahaan untuk bisa menjadikan Sucor Sekuritas sebagai penjamin emisi utamanya.
Selain memiliki kapitalisasi pasar minimal Rp500 miliar, Sucor Sekuritas juga hanya akan membawa perusahaan yang dapat dicatatkan pada papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Hal ini adalah aturan internal yang baru dibuat dengan tujuan agar track record kami tetap bagus karena membawa perusahaan yang berkualitas untuk IPO. Selain itu juga untuk melindungi investor, baik institusi maupun ritel," ujar Bernadus.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, Sucor Sekuritas menargetkan untuk melakukan penawaran umum perdana saham pada sepanjang 2023. Hingga awal Oktober tahun ini, Sucor tercatat menjadi penjamin emisi untuk lima perusahaan, yakni PT Era Digital Media Tbk. (AWAN), PT Tripar Multivision Plus Tbk. (RAAM), PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), PT Hillcon Tbk. (HILL), serta PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk. (NSSS).
Selain itu, Sucor Sekuritas telah melakukan penjaminan emisi obligasi dengan dana himpunan sebesar Rp5 triliun hingga Oktober 2023. Adapun dana tersebut berasal dari penerbitan obligasi korporasi yang dilakukan oleh 10 emiten.
Sepanjang tahun 2023, Sucor Sekuritas membidik penerbitan obligsi korporasi dari sebanyak 30 hingga 40 emiten. Target ini jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan target IPO yang ditetapkan perusahaan.