Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok ke 6.886,57 pada perdagangan hari ini, Rabu (4/10/2023). Seiring dengan melemahnya indeks, saham MEDC, BRPT hingga NCKL terpantau ambles sore ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 0,78 persen atau 54,31 poin ke level 6.886,57 pada perdagangan hari ini. IHSG bergerak pada rentang 6.839 hingga 6.943 sepanjang sesi.
Tercatat, 120 saham menguat, 439 saham melemah, dan 195 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau menjadi Rp10.273 triliun.
Saham paling laris pada perdagangan kali ini dipimpin oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan nilai transaksi Rp1 triliun sampai dengan siang ini. Adapun saham BBCA sore ini terpantau stagnan di level harga Rp9.200. Terlaris kedua ditempati oleh saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan nilai transaksi mencapai Rp634,5 miliar. Saham BBRI terpantau melemah 0,47 persen ke level Rp5.250.
Kemudian di posisi ketiga saham paling laris diisi oleh PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) yang turun 2,38 persen atau 150 poin ke level Rp6.150. Saham AMMN mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp573,1 miliar sampai dengan sore ini.
Emiten big caps lain yang parkir di zona merah diantaranya, Saham BRPT yang anjlok 6,20 persen ke posisi Rp1.285. Selanjutnya saham MEDC juga anjlok 6,62 persen ke level Rp1.410. Tidak ketinggalan, saham NCKL juga terpantau melemah 6,98 persen ke posisi Rp1.000.
Baca Juga
Sementara saham tercuan atau top gainers hari ini ditempati oleh JAWA yang melesat 34,57 persen ke level Rp109 per saham, disusul LAJU yang meroket 31,25 persen ke posisi Rp84 per saham, diposisi selanjutnya ada saham MPRO dan PDES yang menguat masing-masing 25 persen dan 24,61 persen.
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih memprediksi IHSG bergerak mixed cenderung melemah terbatas dalam range 6.900-6.970.
Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, Menurut S&P Global, indeks PMI manufaktur Indonesia periode September 2023 tercatat sebesar 52,3. Hasil tersebut turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 53,9, sekaligus berada pada level terendah sejak Mei 2023.
Pertumbuhan output produksi dan pesanan baru melemah, sedangkan ekspor mengalami perbaikan. Secara keseluruhan, Industri manufaktur domestik berada di level ekspansif dalam 25 bulan beruntun.
Di sisi lain, pemerintah menyiapkan Dana Insentif Daerah (DID) kepada Pemda dengan kinerja terbaik dalam pengendalian inflasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, masing-masing alokasi sebesar Rp1 triliun dan Rp3 triliun. Pemerintah juga mengalokasikan tambahan Dana Desa sebesar Rp2 triliun kepada 15.097 desa berprestasi di Indonesia.
Dari mancanegara, pada awal pekan, The Fed mengisyaratkan tren suku bunga tinggi akan berjalan lebih lama, bahkan kenaikan suku bunga lanjutan diperlukan jika data menunjukkan bahwa penurunan inflasi terhenti. Akibat pernyataan tersebut, imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun terakselerasi di level 4,79 persen dan menjadi yang tertinggi sejak 2007 (3/10/23).
Sementara, tingkat pengangguran di kawasan Eropa periode Agustus 2023 tercatat sebesar 6,4 persen, turun dari bulan sebelumnya sebesar 6,5 persen. Jumlah penduduk yang tidak bekerja turun 107 ribu dari bulan sebelumnya sebesar 10,85 juta.
_____
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.