Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) membeberkan tren transaksi kripto yang terus turun dalam 3 tahun terakhir.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti Tirta Karma Senjaya mengungkapkan kondisi ekonomi yang tengah lesu terbukti mengurangi kepercayaan investor dengan aset kripto.
Hal ini terlihat dari transaksi kripto yang terus menurun setiap tahunnya, terutama setelah pandemi dan pemerintah mengambil kebijakan yang agresif.
“Transaksi kita di 2021 itu sampai ke Rp859 triliun, yang tercatat di kita, exchanger yang tercatat di Bappebti. Kemudian 2022 turun lagi sampai ke Rp303, ini sudah turunnya lebih dari 50 persen dan 2023 ini sampai ke Agustus mencapai Rp86 triliun,” ujar Tirta di Ideafest 2023, Sabtu (30/9/2023).
Dia mengungkapkan pengelolaan bursa kripto merupakan hal yang menantang.
Tirta menambahkan, apalagi bursa kripto Indonesia merupakan yang pertama di dunia.
Baca Juga
“Di pasar bearish tiba-tiba kita mengeluarkan bursa kripto. Ini tantangannya luar biasa. Ini bisa saja diapresiasi, ini bisa juga diketawakan,” ujar Tirta.
Kendati demikian, Tirta mengaku masih optimis pada pasar kripto di tahun-tahun yang akan datang.
Tirta pun mengatakan pihaknya akan membuat komite aset kripto. Adapun anggotanya akan terdiri atas para ahli, akademisi, dan asosiasi.
“Supaya kita benar-benar bisa menilai suatu aset kripto yang benar-benar berkualitas [untuk masuk ke pasar Indonesia],” jelasnya.