Bisnis.com, JAKARTA — BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID terus mendorong program hilirisasi. Salah satunya, menggenjot pembangunan smelter yang memiliki nilai investasi Rp45 triliun.
Sekretaris Perusahaan BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, Heri Yusuf mengatakan ada empat proyek garapan Grup MIND ID yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan menjadi tulang punggung hilirisasi industri pertambangan Indonesia.
“Target hilirisasi MIND ID menjadi salah satu bagian penting dalam proses pembangunan khususnya PSN yang harus disegerakan rampung,” kata Heri dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Sabtu (30/9/2023).
Keempat proyek tersebut yakni; Proyek Smelter Tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Smelter Feronikel PT Aneka Tambang Tbk. (Antam), Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, dan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang Sumsel-8 milik PT Bukit Asam Tbk. (PTBA).
Anggota Grup MIND ID, PT Freeport Indonesia (PTFI) membangun smelter tembaga barunya di kawasan ekonomi khusus (KEK) JIIPE Gresik, Jawa Timur. Smelter ini memiliki kapasitas 600.000 ton katoda tembaga dan 35-50 ton emas per tahun.
Smelter tembaga ini akan menjadi smelter tembaga single line terbesar di dunia.
Baca Juga
Nilai investasi smelter tembaga Gresik ini mencapai US$3 miliar atau setara Rp45 triliun. Smelter ini ditargetkan mulai beroperasi pada Mei 2024 mendatang.
Mega smelter tersebut memiliki luas lahan sekitar 100 hektar. Proyek ini dinamakan Smelter Manyar nantinya akan dilengkapi fasilitas pendukung seperti precious metal refinery (PMR) berfungsi mengolah lumpur anoda dari hasil olahan pemurnian konsentrat tembaga menjadi emas dan perak.
PT Antam, salah satu anak perusahaan MIND ID, merampungkan proyek pembangunan Smelter Feronikel di Halmahera Timur berkapasitas 13.500 ton feronikel (FeNi) per tahun.
“Kami sendiri menargetkan proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral feronikel Haltim, Maluku Utara ini bisa mulai melakukan komersialisasi produksi pada 2023,” ucapnya.
Sementara itu, proyek pembangunan pabrik pengolahan bijih bauksit jadi alumina—bahan dasar aluminium, ini dimulai pada 2019 dan direncanakan mulai beroperasi pada semester II/2024.
Anggota Grup MIND ID, PT Inalum dan Antam menjadi penanggung jawab pengerjaan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah.
Terkini proyek pembangunan SGAR di Mempawah, Kalimantan Barat ini sudah mencapai 58 persen dan ditargetkan menyentuh 80 persen masa konstruksi pada akhir 2023.
Setelah SGAR Mempawah fase I rampung, target operasi komersial akan mulai berjalan efektif pada 2025.
Menurut Heri, alumina yang dihasilkan SGAR Mempawah fase I tersebut nantinya bakal menjadi bahan baku smelter aluminium milik anggota Grup MIND ID, PT Inalum di Kuala Tanjung dengan kapasitas alumina hingga satu juta kilo ton per annum (KTPA).
“Ketika smelter alumina ini nantinya sudah beroperasi, maka kita bisa menyambung seluruh rantai bisnis bauksit menjadi alumunium baik untuk kebutuhan pasar domestik ataupun ekspor,” katanya.
Selanjutnya, PLTU Tanjung Lalang alias PLTU Sumsel-8 sendiri merupakan milik PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), perusahaan patungan PT Bukit Asam Tbk., dengan China Huadian Hongkng Compant Ltd (CHDHK).
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8, yang menjadi bagian mega proyek 35.000 Mega Watt (MW), akan beroperasi pada September 2023 memiliki nilai investasi US$1,68 miliar atau Rp25,95 triliun (asumsi kurs Rp15.460).
Amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik atau Power Purchase Agreement (PPA) dan Coal Supply Agreement (CSA) untuk proyek PLTU berkapasitas 2x660 Megawatt (MW) ini telah ditandatangani PLN dan PTBA bersama HBAP.
Adapun, urusan PLTU Sumsel 8 berkapasitas 2X660 megawatt (MW) memanfaatkan teknologi supercritical efisien dan ramah lingkungan.
“Teknologi flue gas desulfurization (FGD) difungsikan untuk menekan emisi gas buang. Melalui FDG, ini dapat mengurangi sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar batu bara,” ungkapnya.
Saat sudah beroperasi penuh, PLTU Tanjung Lalang ini akan mampu menyerap batu bara milik PTBA lebih dari lima juta ton per tahun.