Bisnis.com, JAKARTA — JP Morgan menempatkan posisi saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) bersandingan dengan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) dengan status overweight.
Status yang disematkan kepada ARTO bahkan lebih dari yang diberikan kepada saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI).
Dalam riset teranyarnya, JP Morgan Sekuritas menyatakan ketatnya likuiditas jangka pendek adalah alasan yang mungkin untuk melakukan pemangkasan atau ambil untung, pasca reli saham yang solid untuk BBCA, BBRI dan BMRI.
Mereka berpendapat saham BCA berkualitas, namun sudah tinggi jika mengingat kemungkinan perlambatan laba per saham pada 2024 dan 2025.
Sementara untuk BBRI, kurangnya penurunan suku bunga juga membatasi kemungkinan ekspansi NIM, di luar klarifikasi terkait kenaikan subsidi KUR. Namun, mereka cukup positif dalam jangka menengah terhadap BRI.
Adapun untuk saham BMRI akan terus menghasilkan revisi laba per saham yang positif untuk jangka waktu yang lama.
Baca Juga
Di sisi lain, Bank Jago yang menjadi satu-satunya bank digital dalam radar JP Morgan dipercaya menawarkan potensi keuntungan secara taktis dan jangka panjang.
Tim riset JP Morgan menyebutkan ekosistem Bank Jago akan menciptakan waralaba transaksi, menavigasi siklus kualitas aset, dan meningkatkan pangsa pasar sehingga membangun bank yang berkualitas.
JP Morgan merekomendasikan overweight dengan target harga Rp2.700 per saham.
Pasalnya saham bank digital itu ditopang oleh kemitraan yang terdiversifikasi dengan GoTo, BFIN, Atome, Home Credit dan Kredit Pintar, serta kemungkinan dimulainya pinjaman langsung, menawarkan jalur pertumbuhan yang jelas bagi Jago dalam beberapa tahun ke depan.
Sementara itu, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, secara analisa teknikal ARTO tengah berada dalam fase penurunan dan potensi menyentuh support atau batas bawah harga di Rp2.160.
“Saat ini ARTO tengah berada dalam fase penurunan secara teknikal analisa, dan berpotensi menyentuh support yang berada di Rp2.160. ARTO sendiri akan bermain di rentang Rp2.160—Rp2.320.” kata Nico, Jumat (22/9/2023).
Adapun saham ARTO pada Jumat, 15.31 WIB, tengah mengalami penguatan 0,90 persen ke Rp2.240 per unit.
Oleh sebab itu Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyarankan untuk hold atau tahan.
Nafan menyampaikan, pergerakan harga saham ARTO mulai berada dalam fase konsolidasi atau sebuah kondisi pasar yang sedang datar. Adapun rentang harga ARTO berada di Rp2.160—Rp2.470.
“Syukurlah kebijakan The Fed dan [Bank Indonesia] menahan tingkat suku bunga acuan di level yang sama. Sehingga ke depannya bisa diproyeksikan dan dimitigasikan bagaimana supaya perbankan mampu menekan potensi menipisnya net interest margin. Sekaligus, juga memanfaatkan potensi pertumbuhan kredit untuk tahun ini,"pungkasnya. (Daffa Naufal Ramadhan).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.