Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produk sanitasi PT Uni-Charm Indonesia Tbk. (UCID) menargetkan laba bersih naik menjadi Rp400 miliar hingga penghujung 2023.
Direktur Perseroan Kazuhide Ikeya berharap agar perseroan dapat mencatatkan pertumbuhan capaian laba bersih pada 2023, setelah sebelumnya laba UCID turun 34,3 persen ke Rp317,95 miliar pada 2022.
Target tersebut dinilai Ikeya cukup realistis jika berkaca pada kondisi pasar Indonesia dan kebutuhannya terhadap produk-produk sanitasi, seperti popok bayi, popok dewasa, hingga pembalut wanit.
"Dengan melihat keadaan serta kondisi perusahaan kami di Indonesia, kami menilai bahwa masih memungkinkan untuk bisa merealisasikan target tersebut," tuturnya dalam paparan publik UCID, Jumat (22/9/2023).
Adapun, Ikeya berharap UCID dapat mempertahankan kinerja positif yang dilihat dari segi pendapatan pada 2023, setelah sebelumnya berhasil membukukan angka sebesar Rp10,31 triliun pada 2022, naik 13,16 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya.
Uni-Charm menargetkan pendapatan bersih naik sekitar 6,5 persen menuju ke Rp11 triliun hingga akhir tahun 2023. Adapun, pendapatan perseroan hingga penghujung 2023 pun diperkirakan masih akan ditopang oleh pendapat dari segmen diaper.
Baca Juga
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2023, Uni-Charm berhasil mencetak perolehan laba bersih sebesar Rp184,99 miliar pada semester I/2023. Capaian tersebut menandakan bahwa laba bersih perseroan melambung 55,98 persen dibandingkan perolehan pada periode sama tahun sebelumnya.
Peningkatan laba bersih ini membuat laba per saham terkerek menjadi Rp45 pada semester I/2023 dari sebelumnya sebesar Rp28 pada semester I/2022.
Adapun, perolehan laba bersih UCID ditopang oleh pendapatan yang tumbuh 6,35 persen secara yoy menjadi Rp5,38 triliun pada paruh pertama 2023.
Jika dilihat berdasarkan segmennya, produk diapers menjadi penopang pertumbuhan pendapatan perseroan dengan kontribusi sebesar 79,38 persen atau Rp4,27 triliun dari total pendapatan bersih perseroan. Sedangkan sisa pendapatan lainnya disumbang oleh produk non diapers senilai Rp1,10 triliun.
Pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (22/9/2023), saham UCID terpantau parkir di zona merah dan melemah 1,17 persen atau 15 poin ke posisi Rp1.265 per lembar saham. Sepanjang perdagangan hari ini, saham UCID bergerak di rentang 1.255 hingga 1.300.
Emiten produk sanitasi ini diketahui resmi mencatatkan saham perdananya di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 20 Desember 2019.