Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pengusaha memproyeksikan pendapatan ekspor komoditas unggulan di akhir tahun akan tumbuh moderat atau bahkan cenderung stagnan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani membeberkan sejumlah faktor yang mempengaruhi nilai ekspor bakal stagnan di akhir tahun. Menurutnya, permintaan dan harga komoditas ekspor andalan Indonesia kemungkinan besar hanya akan naik tipis.
"Kemungkinan hanya akan naik tipis di bawah 5 persen karena perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang masih persisten hingga akhir tahun," ujar Shinta saat dihubungi, Jumat (15/9/2023).
Di sisi lain, pertumbuhan kinerja industri dalam negeri, kata Shinta juga diperkirakan akan relatif moderat atau tidak terlalu agresif. Menurutnya, salah satu penyebabnya lesunya pertumbuhan industri karena adanya momen transisi kepemimpinan yang semakin mendekati puncaknya jelang Pemilu 2024.
"Ini [jelang transisi kepemimpinan] mempengaruhi pertumbuhan export by volume yang bisa diciptakan oleh masing-masing sektor," kata Shinta.
Sebagaimana diketahui, BPS mencatat surplus neraca perdagangan pada Agustus 2023 meningkat hampir dua kali lipat menjadi US$3,12 miliar. Surplus tersebut didapat dari nilai impor pada Agustus 2023 sebesar US$18,88 miliar dan nilai ekspor Agustus 2023 mencapai US$22 miliar
Baca Juga
Nilai ekspor Agustus 2023 tersebut naik 5,47 persen dibandingkan Juli 2023. Adapun ekspor nonmigas di bulan Agustus 2023 juga naik 5,35 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi US$20,69 miliar.
Tiga komoditas unggulan yang berkontribusi terhadap nilai ekspor nonmigas Agustus 2023 yaitu batu bara, minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), serta besi dan baja. Nilai ekspor ketiga komoditas ini memberikan kontribusi sebesar 33,31 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Agustus 2023.
Nilai ekspor batu bara pada Agustus 2023 turun secara bulanan maupun tahunan. Secara bulanan nilai ekspor batu bara turun 8,24 persen month to month (mtm), sedangkan secara tahunan turun 48,91 persen year on year (yoy). Adapun batu bara memiliki share terhadap ekspor nonmigas Agustus 2023 sebesar 10,89 persen
Sedangkan nilai ekspor minyak kelapa sawit pada Agustus 2023 memiliki share 11,06 persen terhadap nilai ekspor nonmigas Agustus 2023. Nilai ekspor kelapa sawit secara bulanan naik 5,32 persen (mtm), namun turun 35,23 persen secara tahunan (yoy).
Selain itu, komoditas besi dan baja juga menjadi pendorong ekspor Agustus 2023. Adapun share ekspor besi dan baja mencapai 10,82 persen. Nilai ekspor besi dan baja naik 1,27 persen secara bulanan dan turun 0,96 persen secara bulanan.