Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.372 Jelang Akhir Pekan, Dolar AS Juga Lesu

Nilai tukar rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS) secara bersamaan dibuka melemah pada akhir perdagangan pekan ini, Jumat (15/9/2023).
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS) secara bersamaan dibuka melemah pada akhir perdagangan pekan ini, Jumat (15/9/2023).

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 17,50 poin atau 0,11 persen menuju level Rp15.372 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS turut melemah 0,04 persen ke 105,36.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia dibuka bervariasi. Won Korea, semisal, menurun 0,15 persen, yen Jepang menguat 0,2 persen, dan yuan China menguat 0,33 persen.

Adapun rupee India turun 0,07 persen, ringgit Malaysia melemah 0,02 persen, baht Thailand menguat 0,08 persen, dan peso Filipina melemah 0,09 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS melemah setelah rilis data inflasi AS, yang menunjukkan harga konsumen AS meningkat paling tinggi dalam 14 bulan pada Agustus 2023 seiring kenaikan harga bensin.

Namun, kenaikan inflasi dasar tahunan masih yang terkecil dalam dua tahun. Secara bulanan, inflasi AS Agustus 2023 dari sebelumnya 0,2 persen menjadi 0,6 persen month-to-month (mtm).

adapun secara tahunan (year-on-year/yoy) naik dari sebelumnya 3,2 persen menjadi 3,7 persen. Kendati inflasi secara keseluruhan mengalami kenaikan, inflasi inti yoy mengalami penurunan dari sebelumnya 4,7 persen menjadi 4,3 persen.

"Angka-angka ini gagal mengubah pandangan mengenai penghentian sementara Federal Reserve minggu depan, dan perhatian kini beralih ke pertemuan bulan November sebagai pertemuan penting dalam menentukan sentimen pasar," ujar Ibrahim dalam riset, Kamis, (14/9/2023).

Dari dalam negeri, pelaku pasar terus memantau kebijakan Bank Indonesia (BI) mengenai perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global, masih tumbuh kuat ditopang oleh konsumsi masyarakat yang kuat serta dididorong oleh permintaan domestik.

“Hal ini perlu dijaga dengan memperluas sumber-sumber perekonomian domestik, termasuk dukungan dari sektor keuangan khususnya kredit perbankan," katanya.

Pasalnya, dari sisi ekspor, Indonesia sudah mengalami penurunan dikarenakan perekonomian China melemah akibat mayoritas ekspor ditujukan ke Negeri Tirai Bambu tersebut. Tantangan ke depan adalah menjaga pertumbuhan ekonomi RI di tengah perekonomian China yang melambat.

Ibrahim memperkirakan bahwa mata uang rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan ditutup menguat di rentang Rp15.300 – Rp15.400.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper