Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti bahwa mengatakan bahwa kinerja pasar keuangan Indonesia hingga saat ini relatif baik di tengah ketidakpastian global. Bahkan, tercatat ada 56 emiten sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total nilai Rp48,1 triliun.
"Untuk emiten, kami melihat bahwa dana yang tercatat di Bursa Efek Indonesia di tahun 2023 ada 56 perusahaan yang sudah melantai [IPO]. Nilai yang dicapai mencapai Rp48,1 triliun,” kata dia dalam acara Musyawarah Anggota Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) 2023 di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (14/09/2023).
Nilai tukar rupiah, imbuhnya, masih terapresiasi di tengah terdepresiasinya beberapa mata uang negara seperti Singapura sebesar -1,6 persen, China -5,3 persen, Jepang -10,7 persen.
Selain itu, IHSG juga mampu menorehkan return sebesar 1,2 persen yang relatif lebih baik dibandingkan Shenzen China -1,2 persen, STI Singapura -1,2 persen, dan FTSE Malaysia -2,8 persen.
Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia telah kembali masuk dalam upper-middle income country berdasarkan data Bank Dunia yang diperbarui pada Juli 2023 dengan pendapatan per kapita US$4.580. Lebih jauh, Pemerintah Indonesia juga saat ini telah menyatakan intensi untuk menjadi anggota OECD.
Untuk menjaga prospek ekonomi Indonesia agar semakin baik dan kuat, tegasnya, Pemerintah telah mengimplementasikan berbagai strategi kebijakan diantaranya yakni implementasi UU Cipta Kerja termasuk reformasi perizinan berusaha berbasis risiko, penguatan daya beli dan pengendalian inflasi, penguatan daya saing dan nilai tambah industri, pemberdayaan UMKM, mendorong ekspor dan menjaga resiliensi sektor eksternal, peningkatan produktivitas SDM, pemerataan pembangunan dan konektivitas, serta peningkatan kerja sama internasional.
Baca Juga
Kemudian juga dia melihat bahwa sekarang, hari ini Indonesia sangat dipandang dalam kancah global, baik di tingkat Asean maupun di G20. Oleh karena itu, momentum untuk investasi kembali masuk.
"Dan yang bisa invest adalah the champion of the champion yang ada di ruang ini. Ini kan asosiasi emiten dari perusahaan terbesar, terbaik di sektornya masing-masing. Nah, inilah yang saya berharap atau Pemerintah berharap bahwa dengan confident-nya untuk terus melakukan investasi melalui pasar modal. Saya yakin ekonomi Indonesia terus tumbuh,” tuturnya.
Di sektor riil, dia mengatakan pengembangan mineral kritis (critical mineral) di dalam negeri menjadi sangat penting lantaran tengah menjadi pembicaraan seluruh pemimpin dunia, baik G20 maupun Uni Eropa.
“Indonesia memastikan bahwa dengan critical minerals, kita way ahead dari dunia. Ini adalah the next game changing daripada global. Karena kenapa? Critical minerals itu menjadi kunci untuk renewable energy. Untuk baterai, tidak ada teknologi renewable tanpa baterai,” imbuhnya.
Airlangga mengatakan terdapat tiga sektor komitmen prioritas Indonesia yang dilanjutkan dalam KTT G20 India yaitu khususnya di sektor Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Ekonomi Digital, dan Transisi Energi.