Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antrean IPO di BEI Berpotensi Tembus Rekor Tertinggi

Jumlah IPO pada tahun 2023 berpotensi menembus rekor tertinggi sepanjang masa, dari rekor sebelumnya 66 perusahaan pada 1990.
Jumlah IPO pada tahun 2023 berpotensi menembus rekor tertinggi sepanjang masa, dari rekor sebelumnya 66 perusahaan pada 1990. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Jumlah IPO pada tahun 2023 berpotensi menembus rekor tertinggi sepanjang masa, dari rekor sebelumnya 66 perusahaan pada 1990. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 26 perusahaan yang berada dalam antrean penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) per 8 September 2023. Jumlah IPO pada tahun ini pun berpotensi menembus rekor tertinggi sepanjang masa.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan sampai 8 September 2023, terdapat 65 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI, dengan dana dihimpun Rp49,4 triliun. Sementara itu, 26 perusahaan berada dalam pipeline perusahaan tercatat BEI.

"Hingga saat ini terdapat 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman, dikutip Sabtu (9/9/2023).

Dengan antrean ini, pencatatan emiten baru 2023 berpotensi mencapai 91 perusahaan tercatat jika 26 perusahaan tersebut melakukan IPO tahun ini.

Adapun, rekor jumlah IPO terbanyak tercatat pada 1990 dengan 66 emiten yang melantai sepanjang tahun. Artinya, hanya butuh 2 emiten tambahan guna memecahkan rekor yang selama 33 tahun terakhir ini tak tersentuh.

Menariknya, saat ini sudah ada 2 perusahaan yang dalam proses bookbuilding yakni PT Kokoh Exa Nusantara Tbk. (KOCI) dan PT Lovina Beach Brewery Tbk. (STRK) sehingga jumlah IPO tahun ini segera pecah rekor pada bulan ini.

Nyoman menjelaskan dari 26 perusahaan dalam antrean IPO, sebanyak 6 perusahaan merupakan perusahaan dengan aset skala besar dengan nilai lebih dari Rp250 miliar.

Kemudian sebanyak 16 perusahaan dengan aset skala menengah, dengan jumlah aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Sisanya, 4 perusahaan kecil dengan aset kurang dari Rp50 miliar.

Sementara itu, berdasarkan sektornya perusahaan-perusahaan tersebut datang dari berbagai macam sektor, dengan paling banyak datang dari perusahaan consumer non-cyclicals sebanyak 6 perusahaan.

Lalu, 4 perusahaan basic materials, 4 perusahaan sektor consumer cyclicals, 2 perusahaan energy, 2 perusahaan healthcare, dan 2 perusahaan industrials.

Kemudian 1 perusahaan infrastructures, 1 perusahaan properti dan real estate, 2 perusahaan sektor teknologi, dan 2 perusahaan transportasi dan logistik.

Selain itu, BEI juga mencatat sebanyak 70 emisi obligasi telah diterbitkan dari 49 penerbit EBUS, dengan dana yang dihimpun Rp86,1 triliun. Sampai 9 September 2023, terdapat 15 emisi dari 10 penerbit EBUS yang berada dalam pipeline.

Adapun untuk rights issue, terdapat 26 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp37,3 triliun. Hingga saat ini, masih terdapat 24 perusahaan tercatat yang berada dalam pipeline rights issue BEI.

IPO Menarik

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan di tengah tingginya tingkat suku bunga akibat inflasi, IPO merupakan salah satu alternatif pendanaan yang sering digunakan karena tingginya suku bunga pinjaman.

Pasar IPO pun bakal semakin semarak seiring dengan kenaikan biaya dana (cost of fund) yang semakin tinggi. Hal ini tentu memberikan pilihan investasi yang semakin beragam bagi para investor di pasar modal.

“Untuk menilik prospek yang menarik, tentu harus dikaitkan dahulu dengan situasi dan kondisi secara global, kemudian dalam negeri,” kata Nico, Jumat (8/9).

Setelah itu, lanjutnya, investor juga bisa memperhatikan rencana bisnis yang sedang dikerjakan pemerintah, karena biasanya hal itu menjadi nilai positif bagi emiten.

Contohnya, pemerintah tengah fokus pada kendaraan listrik (EV) sehingga berpeluang bersinar tahun ini. Investor, lanjutnya, harus memilih saham mana yang memiliki fundamental yang baik dan memiliki potensi valuasi pada masa depan, dengan prospek bisnis yang dimilikinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper