Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melemah Jauhi 7.000, Saham AMMN-BRPT Cuan

Saham AMMN, BRPT, PGEO menguat, sedangkan BBCA, BBRI, TLKM melemah di tengah penurunan IHSG hari ini.
Saham AMMN, BRPT, PGEO menguat, sedangkan BBCA, BBRI, TLKM melemah di tengah penurunan IHSG hari ini. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Saham AMMN, BRPT, PGEO menguat, sedangkan BBCA, BBRI, TLKM melemah di tengah penurunan IHSG hari ini. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah pada awal perdagangan Jumat (8/9/2023) setelah dibuka menguat. Saham AMMN, BRPT, PGEO menguat, sedangkan BBCA, BBRI, TLKM melemah.

IHSG turun 0,14 persen atau 9,86 poin menjadi 6.944,94 pada pukul 09.05 WIB. Sepanjang pagi ini, indeks bergerak di rentang 6.938-6.966,76.

Terpantau 187 saham naik, 139 saham melemah, dan 222 saham stagnan. IHSG tertekan pelemahan saham big caps BBCA, BBRI, TLKM. Adapun, saham jumbo yang naik ialah AMMN, BRPT, dan PGEO.

Laju IHSG semakin menjauhi level 7.000. Pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis, (7/9/2023), IHSG ditutup di zona merah dengan terkoreksi 0,59 persen ke level 6.954.  

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, pada perdagangan hari ini, level resistance IHSG di angka 7.020, sedangkan level pivot di angka 6.950 dan level support pada 6.900.

"IHSG diperkirakan konsolidatif pada rentang pivot 6.950 pada Jumat [8/9] merespons penutupan beragam dari indeks-indeks global," ujar Valdy dalam riset dikutip Jumat, (8/9/2023).

Menuruntya, IHSG masih mungkin dibayangi oleh pelemahan lanjutan pada saham-saham energi menyusul pullback signifikan harga minyak pada Kamis (7/9/2023). Sementara itu, tekanan jual pada saham bank diperkirakan mereda pada perdagangan hari ini. 

Sebagai informasi, tekanan pada saham bank berasal dari pelemahan nilai tukar rupiah yang kembali ke atas Rp15.300 per dolar AS pada Kamis sore. 

Faktor lainnya diperkirakan berasal dari penurunan cadangan devisa sebesar US$600 juta month over month (MoM) ke US$137,1 per 31 Agustus 2023. Meski turun, cadangan devisa tersebut sebetulnya masih setara 6,2 bulan impor atau jauh di atas kecukupan minimal internasional di 3 bulan impor.

Dari sentimen global, mayoritas indeks Wall Street terkoreksi pada Kamis (7/9/2023). Penurunan data Initial Jobless Claims AS ke 216.000 di pekan yang berakhir pada 26 Agustus 2023 dari 229.000 pada pekan sebelumnya justru direspons negatif oleh pasar.

Data ini dinilai memperbesar kemungkinan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan di FOMC September 2023 atau November 2023. Pasalnya, berdasarkan CME Fed Watch Tool, tingkat keyakinan The Fed untuk menahan suku bunga acuan di FOMC September 2023 sebesar 93 persen. Sementara tingkat keyakinan di November 2023 hanya 48,3 persen.

Di lain sisi, indeks-indeks di Eropa cenderung ditutup flat pada perdagangan kemarin. Sentimen negatif berasal dari realisasi pertumbuhan ekonomi Euro Area sebesar 0,5 persen year-on-year (yoy) di kuartal II/2023. Angka itu turun dari 1,1 persen yoy pada kuartal I/2023 dan lebih rendah dari perkiraan di 0,6 persen yoy. 

Di sisi lain, tingkat inflasi masih tetap tinggi di Eropa. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran terhadap risiko resesi di Eropa.

Dari pasar komoditas, harga minyak bumi mengalami pullback signifikan di pada Kamis. Harga minyak brent turun 1,11 persen ke US$86,60 per barel, sementara harga minyak WTI turun 1,14 persen ke US$86,54 per barel. Pelemahan data ekonomi di Euro Area menjadi salah satu faktor yang menekan harga minyak tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper