Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah hari ini akan terpengaruh laju dolar AS yang sempat menguat lantaran data-data terbaru ekonomi Amerika Serikat (AS).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan dolar AS pekan lalu menguat terhadap mata uang G-10, didorong oleh menguatnya berbagai indikator ekonomi AS, terutama data pasar tenaga kerja.
Nonfarm payrolls (NFP) AS pada Agustus 23 tercatat 187 ribu, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 157 ribu dan melampaui ekspektasi sebesar 170 ribu. Di sisi lain, tingkat pengangguran AS naik menjadi 3,8 persen dari sebelumnya 3,5 persen.
“Sentimen dari NFP secara dominan memengaruhi pasar, dan mendorong kenaikan yield obligasi pemeritah AS dan penguatan dolar AS. NFP yang lebih tinggi menandakan ketatnya pasar tenaga kerja, sehingga mendorong ekspektasi hawkish Fed di pasar,” jelas Josua kepada Bisnis, Senin (4/9/2023).
Sementara itu, solidnya kondisi perekonomian AS juga tercermin pada indikator manufaktur AS yang lebih tinggi dari perkiraan. PMI Manufaktur AS dan ISM Manufaktur masing-masing naik menjadi 47,9 dan 47,6, lebih tinggi dari ekspektasi, meskipun angka tersebut masih berada di bawah level ekspansi. Pada hari Jumat.
Dari dalam negeri, rupiah ditutup menguat tipis sebesar 0,07 persen menjadi Rp15.240 per dolar AS pada akhir perdagangan Jumat (1/9/2023.
Baca Juga
Pekan lalu, Badan Pusat Statistik merilis data CPI Agustus 2023. Indeks Harga Konsumen (IHK) di bulan tersbeut membukukan deflasi sebesar 0,02 persen month-to-month (mom) atau setara dengan inflasi sebesar 3,27 persen year-on-year (yoy), didorong oleh deflasi pada komponen barang bergerjolak dan barang yang diatur pemerintah.
Sepanjang minggu lalu, rupiah cenderung menguat didukung oleh pernyataan Bank Indonesia mengenai kemajuan positif kebijakan DHE pemerintah, dan tren depresiasi dollar AS di awal minggu. Secara keseluruhan, rupiah membukukan apresiasi sebesar 0,36 persen selama sepekan,” kata Josua.
Lebih lanjut, Surat Utang Negara (SUN) diperdagangkan mixed di tengah penguatan rupiah pada Jumat lalu. Pekan lalu, yield SUN 10 tahun turun 13 bps menjadi 6,39 persen. Volume perdagangan obligasi pemerintah mencatat rata-rata Rp17,21 triliun pada minggu lalu, lebih rendah dibandingkan minggu sebelumnya, yaitu rata-rata sebesar Rp21,93 triliun
“Sejalan dengan penguatan dolar AS dan kenaikan yield obligasi pemerintah AS pada Jumat lalu, maka rupiah diperkirakan akan berkisar Rp15.200-Rp15.300 per dolar AS pada hari ini,” tutur Josua.
Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.
Rupiah ditutup naik 0,01 persen atau 2 poin ke Rp15.240 per dolar AS pada 15.56 WIB.
Adapun indeks dolar AS turun 0,15 persen atau 0,16 poin ke 104,08.
Rupiah melemah 0,03 persen atau 5 poin ke Rp15.247 per dolar AS pada 12.00 WIB.
Adapun indeks dolar AS juga melemah 0,07 persen atau 0,07 poin ke 104,16.
Rupiah melemah tipis 0,01 persen atau 2 poin ke Rp15.244 per dolar AS pada 11.17 WIB.
Adapun indeks dolar AS melemah 0,06 persen atau 0,06 poin ke 104,18.
Rupiah dibuka melemah 0,04 persen atau 6 poin ke Rp15.248 per dolar AS pada awal perdagangan.
Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,01 persen atau 0,01 poin ke 104,25.