Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah ke Rp16.269 Usai Trump Resmi Terapkan Tarif 32% untuk Produk RI

Rupiah dibuka melemah ke Rp16.269 per dolar AS pada Selasa (8/7/2025), usai Trump resmi menerapkan tarif resiprokal 32% atas seluruh produk Indonesia.
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu penukaran uang di Jakarta, Selasa (24/6/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu penukaran uang di Jakarta, Selasa (24/6/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.269 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (8/7/2025), usai Donald Trump resmi menerapkan tarif resiprokal sebesar 32% atas seluruh produk Indonesia.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengawali perdagangan hari ini dengan melemah 0,18% atau 29,50 poin ke level Rp16.269 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau turun 0,11% ke posisi 97,37.

Sementara itu, sejumlah mata uang di Asia lainnya  terpantau bervariasi. Yen Jepang, misalnya, menguat 0,12%, dolar Hong Kong melemah 0,01%, dolar Singapura melemah 0,09%, dolar Taiwan menguat 0,11%, dan won Korea Selatan melemah 0,63%.

Lalu, peso Filipina melemah 0,31%, yuan China melemah 0,04%, rupee India menguat 0,21%, baht Thailand melemah 0,33%, dan ringgit Malaysia menguat 0,14% terhadap dolar AS.

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan sentimen datang dari Presiden AS Donald Trump yang mengatakan mereka akan mulai mengirim surat ke negara-negara pada hari Jumat, menjelang batas waktu 9 Juli. Ia mengumumkan bahwa beberapa tarif yang dikenakan akan berada dalam kisaran 10% hingga 70% dan akan berlaku pada tanggal 1 Agustus.

terkini, Presiden Trump resmi menerapkan tarif resiprokal sebesar 32% atas seluruh produk Indonesia yang masuk ke Negeri Paman Sam tersebut. 

Hal ini diumumkan langsung oleh Trump melalui surat terbuka yang diunggah di akun Truth Social @realDonaldTrump pada Selasa (8/7/2025). Trump juga mengunggah surat terbuka penetapan tarif ke berbagai negara. 

Adapun, Trump menegaskan penerapan tarif ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan perdagangan yang adil antara Indonesia dengan Amerika Serikat. 

“Harap dipahami bahwa angka 32% jauh lebih sedikit dari apa yang dibutuhkan untuk menghilangkan kesenjangan Defisit Perdagangan yang kita miliki dengan Negara Anda,” ujar Trump dalam surat tersebut. 

Dia menerangkan bahwa surat yang dikirimkan AS ini tetap mencerminkan kekuatan dan komitmen hubungan perdagangan AS terhadap Indonesia.

Trump juga menambahkan negara-negara yang berpihak pada blok BRICS akan menghadapi tarif tambahan 10% atas praktik mereka yang diduga anti-Amerika.

Sebelumnya pada akhir pekan, Trump mengatakan AS hampir mencapai beberapa perjanjian perdagangan, dengan tarif baru yang akan mulai berlaku pada tanggal 1 Agustus. Pada bulan April, Trump memberlakukan tarif dasar sebesar 10% pada sebagian besar negara, dengan bea tambahan mencapai hingga 50%. 

Namun, pada hari Jumat, ia mengatakan bahwa tarif tersebut bisa mencapai 70%. Perpanjangan tiga minggu ini memberi negara lain lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan dengan AS, tetapi kurangnya rincian membuat investor merasa khawatir.

Di sisi lain, penurunan tajam dalam ekspektasi Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada dua pertemuan berikutnya mendorong naik dolar AS. Hal ini terutama didorong oleh pembacaan payroll yang kuat pada hari Kamis, yang menunjukkan pasar tenaga kerja AS tetap tangguh meskipun ada hambatan ekonomi lainnya. 

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Cadangan Devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 mencapai US$152,6 miliar, meningkat dibandingkan posisi pada akhir Mei 2025 sebesar US$152,5 miliar.

Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penerbitan global bond pemerintah, di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Seiring dengan sentimen-sentimen tersebut, Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan  hari ini, Selasa (8/7/2025), rupiah akan ditutup melemah di rentang Rp16.230—Rp16.280 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper