Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) kini tengah membidik target harga terdekatnya menurut Binaartha Sekuritas pada posisi Rp2.600.
Sampai dengan sesi I perdagangan, Senin (28/8/2023), saham ARTO telah menguat 20 poin atau 0,83 persen ke posisi Rp2.440. Saham bank digital itu bahkan sempat mentok ke Rp2.460 setelah perdagangan dibuka.
Investor mentransaksikan saham ARTO sebanyak 903 kali dengan jumlah saham mencapai 1,83 juta. Adapun nilai transaksi saham tersebut diperkirakan mencapai Rp4,5 miliar.
Penguatan saham ARTO sejalan dengan selera investor asing yang mulai kembali ke saham teknologi tersebut. Dalam tiga bulan terakhir, investor asing membukukan nilai beli Rp41 miliar sehingga saham Bank Jago itu dapat naik 2,1 persen dalam periode yang sama.
Pada rentang waktu 1 bulan dan 1 pekan, investor asing juga memborong saham ARTO dengan nilai pembelian masing-masing Rp33,5 miliar dan Rp3,82 miliar.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova merekomendasikan buy on weakness saham ARTO. Menurutnya saham ARTO telah menembus level pertama pada rentang Rp2.200 sampai Rp2.320. Dengan demikian terdapat potensi kenaikan lanjutan.
Baca Juga
Ivan secara teknikal membidik target terdekat yang dicapai ARTO adalah Rp2.600 per saham. Bila dapat bertahan di area tersebut maka terdapat potensi kenaikan lanjutan ke level berikutnya Rp2.900. Lalu Rp3.000 sampai dengan Rp3.150.
Adapun level proteksi yang patut diperhatikan investor bila saham ARTO kembali ke posisi Rp2.190 per saham.
Sementara itu, Bank Jago sedang menyiapkan fitur tabungan yang akan ditanam di GoTo Finansial (Gopay). Fitur anyar ini akan dirilis dalam waktu dekat. Melalui fitur ini, melalui persetujuan pengguna atau nasabah, pemilik akun Gopay akan menjadi nasabah Bank Jago. Demikian juga sebaliknya, pemilik rekening Bank Jago akan memiliki akun Gopay.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung membenarkan rencana tersebut. Menurutnya, saat ini perseroan masih menunggu persetujuan dari regulator untuk merilis fitur tersebut.
“Semester kedua ini ya, semoga bisa dirilis fitur tabungan ini,” ujarnya saat berbincang dengan media di Jakarta, akhir pekan lalu.
Arief menyampaikan bahwa ke depan pihaknya akan memilih jalur pertumbuhan secara berkualitas ketimbang menggenjot bisnis sekencang mungkin, misal melalui kelompok usaha, tetapi mengabaikan faktor risiko.
Strategi ini, sambungnya, dalam rangka menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan. “Buat apa tumbuh gila-gilaan tetapi tahun berikutnya kami malah sibuk beresin NPL [non performing loan],” jelasnya.
Dalam mengakuisisi nasabah atau pengguna aplikasi dan pengumpulan dana masyarakat, Bank Jago pantang meningkatkan jumlah pengguna dengan bakar uang atau mengajak orang lain install aplikasi dengan memberikan sejumlah uang sebagai imbalan.