Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berada Dalam Tekanan Akibat Derasnya Modal Asing yang Keluar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada dalam tekanan akibat keluarnya aliran modal asing.
Warga mengakses data saham melalui aplikasi IDX Mobile di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Warga mengakses data saham melalui aplikasi IDX Mobile di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada dalam tekanan akibat keluarnya aliran modal asing. Data perekonomian dalam negeri dan kebijakan Bank Indonesia terkait suku bunga diharapkan dapat membendung aliran tersebut.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan IHSG masih akan mengalami tekanan akibat derasnya arus modal asing yang keluar pada Agustus. Akan tetapi, perekonomian dalam negeri yang masih kuat diyakini dapat menopang pergerakan dalam beberapa waktu mendatang.

“Akhir pekan IHSG terlihat kembali pada rentang konsolidasi wajarnya pasca mengalami kenaikan jangka pendek pada beberapa waktu sebelumnya, masih cukup besarnya potensi tekanan tetap perlu diwaspadai mengingat arus capital outflow yang terjadi,” katanya dalam riset Jumat, (25/8/2023).

Menurutnya IHSG akan bergerak di rentang 6.757 sampai dengan 6.954. William merekomendasikan beberapa saham seperti BMRI, SMGR, AALI, BBNI, AKRA.

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova meyakini IHSG mustinya akan melakukan rebound dan melanjutkan pembentukan wave A dengan potensi kenaikan di 7.005. Namun dengan catatan, apabila hari ini IHSG tetap berada di atas 6895.

“Jika terjadi pelemahan IHSG di bawah 6.895 akan membuka jalan bagi IHSG untuk menguji support fraktal 6.855. Level support IHSG berada di 6.855, 6.823 dan 6.794, sementara level resistennya di 6.970, 7.005 dan 7.058. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish,” ungkapnya.

Ivan merekomendasikan saham seperti UNTR, karena telah menembus ke bawah support 26800 sehingga mestinya mulai membentuk wave B menurut scenario alternatif dan diperkirakan dapat melemah ke level 26000 sebagai level support Fiboancci terdekat.

Berdasarkan indikator, MACD menandakan momentum bearish. Buy on weakness pada rentang harga Rp25.500-Rp26.000 dengan target harga terdekat di Rp28.000.

Ivan juga merekomendasikan BMRI yang sedang dalam konsolidasi dan diperkirakan akan melanjutkan penguatan menuju Rp6.275 untuk membentuk wave (v) dari [c] selama harga masih di atas Rp5.725. Berdasarkan indikator MACD dalam kondisi netral. Hold atau trading buy pada rentang harga Rp5.750-Rp5.800 dengan target harga terdekat di Rp6.000.

Sementara itu, Tim Riset Phintraco Sekuritas menyatakan IHSG ditutup flat kemarin, Kamis (24/8/2023). Sentimen negatif yang berasal dari eksternal diimbangi oleh keputusan BI untuk kembali mempertahankan sukubunga acuan di 5,75 persen.

"Keputusan BI ini menunjukan optimisme BI terhadap stabilitas keuangan Indonesia meski dibayangi kecenderungan kenaikan yield obligasi dalam beberapa pekan terakhir. Nilai tukar Rupiah juga cenderung menemukan ekuilibrium baru untuk saat ini di kisaran Rp15.300 per dolar AS.

Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,32 persen ke 6899,39 pada perdagangan Kamis (24/8/2023) setelah Bank Indonesia memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga BI 7-days repo rate (BI7DRR) di 5,75 persen untuk tujuh bulan berturut-turut.

IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi perdagangan. Sebanyak 219 saham ditutup parkir di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama dengan harga kemarin.

Berdasarkan sektor, mayoritas ditutup melemah dengan koreksi terdalam dialami sektor energi sebesar 1,27 persen dan disusul koreksi sektor teknologi sebesar 1,16 persen. Sektor industri juga melemah 1,35 persen dan sektor finansial ditutup turun 1,16 persen.

Sementara itu, sektor industri dasar menguat 1,46 persen dan transportasi menguat 0,32 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper