Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang batu bara yang dikendalikan taipan Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) belum merealisasikan dana hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Direktur Utama Petrindo Jaya Kreasi Michael menyebutkan PT Tamtama Perkasa, anak usaha yang akan menerima kucuran dana IPO sudah mengajukan permohonan untuk pembangunan dan operasional terminal khusus batu bara (intermediate stockpile) dengan menyiapkan beberapa dokumen.
“Tamtama sudah mengajukan permohonan dengan menunjuk konsultan independen untuk melakukan kajian survei hidrologi dan oceanografi, dampak lingkungan dan pemantauan lingkungan hidup,” kata Michael dalam paparan publik insidentil, Senin (21/8/2023).
Michael menyebutkan laporan-laporan tersebut dibutuhkan sebagai syarat kelengkapan pengajuan izin pembangunan terminal khusus. Sampai dengan saat ini, dana IPO yang diraih masih disimpan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).
“Setelah kajian teknis dan proses perizinan [selesai] kita bisa menggunakan dana IPO tersebut,” katanya.
Seperti yang diketahui, CUAN belum merealisasikan dana IPO yang diraih sebesar Rp363,93 miliar. Pada rencana penggunaan dana IPO tersebut, CUAN akan melakukan penyetoran modal ke entitas anak yaitu PT Tamtama Perkasa sebesar Rp218,54 miliar. Adapun rencana lain adalah belanja modal untuk pembangunan ISP sebesar Rp145,39 miliar.
Baca Juga
PT Tamtama Perkasa tercatat memiliki luas lahan sebesar 9.540 hektare yang berada di Kalimantan tengah.
Tamtama Perkasa menghasilkan produk batubara uap (thermal coal) yang kegunaan utamanya digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik dengan kualitas nilai kalori tinggi (6.100–6.500 kkal/kg GAR), tingkat sulfur kurang dari 0,5 persen dan kandungan abu tidak lebih dari 7 persen.
Saat ini, kapasitas produksi tercatat sebesar 100.000 ton per bulan. Pengoperasian peralatan juga merupakan milik sendiri. Tamtama juga bekerja sama dengan KTC Singapore sebagai kontraktor utama. Sekitar 70 persen dari produksi Tamtama Perkasa diekspor ke empat negara yaitu Jepang, Filipina, Taiwan dan Italia.
Sementara itu, CUAN tetap optimistis terhadap permintaan batu bara hingga akhir 2023, meski mengalami koreksi jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Asumsi tersebut membuat CUAN tidak mengubah target produksi sebesar 1,1 juta ton batu bara hingga akhir tahun.
“Sampai saat ini tidak ada revisi, [target produksi] masih sama sampai akhir 2023,” jelas Michael.