Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian saham atau suspensi saham emiten batu bara milik taipan Prajogo Pangestu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) mulai perdagangan hari ini, Selasa (15/8/2023).
Menurut keterangan BEI, suspensi saham CUAN sehubungan dengan peningkatan harga kumulatif yang signifikan, sehingga bursa perlu melakukan cooling down.
Suspensi di pasar reguler dan pasar tunai bertujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham CUAN.
“Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan,” tulis keterangan BEI.
Pada perdagangan Senin (14/8/2023) atau sebelum digembok Bursa, saham CUAN parkir di level Rp2.490. Price to earning ratio (PER) berada di 73,16 kali dengan price to book value ratio (PBV) 17,98 kali. Kapitalisasi pasar CUAN parkir di Rp27,99 triliun.
CUAN merupakan pendatang baru di lantai Bursa. Saham CUAN resmi tercatat di BEI pada 8 Maret 2023. Ketika itu, harga penawaran umum perdana (intial public offering/IPO) saham ditetapkan Rp220 per saham.
Baca Juga
Jika dihitung dari sejak harga IPO, maka saham CUAN telah mencatatkan lonjakan sekitar 1.031,81 persen hingga 14 Agustus 2023.
Adapun Prajogo Pangestu mengendalikan 9.562.822.700 saham atau setara 85,06 persen saham CUAN. Meroketnya saham CUAN mendongkrak kekayaan Prajogo di atas kertas. Keuntungan atau capital gain yang diraih Prajogo dari saham CUAN sejak IPO sampai saat ini diperkirakan sekitar Rp21,70 triliun.
CUAN membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar Rp570,89 miliar pada 2022. Laba tersebut melejit dari 2021 sebesar Rp22,03 miliar. Pertumbuhan laba CUAN tersebut ditopang oleh meningkatnya pendapatan hingga 277,54 persen yoy dari Rp402,47 miliar pada 2021 menjadi Rp1,51 triliun pada 2022.
eiring meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan CUAN turut meningkat 103,83 persen yoy menjadi sebesar Rp438,60 miliar, dari tahun sebelumnya sebesar Rp215,18 miliar.