Bisnis.com, JAKARTA — Wall Street ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Jumat (18/8/2023), dengan S&P 500 berakhir hampir datar karena kenaikan di sektor defensif dan energi mengimbangi pelemahan saham pertumbuhan megacap, sementara investor menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell minggu depan.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 25,83 poin atau 0,07 persen, menjadi menetap di 34.500,66. Indeks S&P 500 melemah 0,65 poin atau 0,01 persen, menjadi berakhir di 4.369,71. Indeks Komposit Nasdaq terpangkas 26,16 persen atau 0,20 persen, menjadi ditutup pada 13.290,78 poin.
Nasdaq yang padat teknologi membukukan penurunan mingguan terbesar di antara tiga indeks utama, jatuh 2,6 persen.
Nasdaq telah jatuh 7,2 persen dalam tiga minggu terakhir, penurunan tiga minggu terdalam sejak akhir Desember.
Sementara itu, kerugian tiga minggu S&P 500 sebesar 4,6 persen adalah penurunan terbesar sejak tiga minggu yang berakhir pada 10 Maret.
Indeks volatilitas CBOE mencapai level tertinggi dalam hampir tiga bulan, mencerminkan meningkatnya kecemasan investor.
Baca Juga
Saham pertumbuhan terkait teknologi megacap melemah, dengan Alphabet turun 1,9 persen dan Tesla turun 1,7 persen, karena investor khawatir bahwa suku bunga bisa tetap lebih tinggi lebih lama.
Dengan tidak adanya katalis utama yang menggerakkan pasar, fokus telah beralih ke pidato Powell di simposium ekonomi Jackson Hole Jumat depan (25/8), untuk petunjuk prospek suku bunga serta laporan pendapatan dari perancang cip Nvidia pada Rabu (23/8).
Saham Nvidia turun 0,1 persen, tetapi masih membukukan kenaikan mingguan. Nvidia telah melakukan reli spektakuler di tengah ekspektasi pertumbuhan dalam kecerdasan buatan, nilainya hampir tiga kali lipat dari tahun ke tahun.
Sektor defensif,seperti bahan pokok konsumen dan utilitas naik, dengan keuntungan di perusahaan seperti pengecer Walmart membantu Dow Jones Industrial Average.
Indeks energi S&P 500 naik 0,9 persen, dengan Exxon Mobil di antara para pencetak keuntungan terkemuka, naik 1,5 persen.
Di antara penggerak utama hari ini, Estee Lauder anjlok 3,3 persen, setelah produsen kosmetik tersebut memperkirakan penjualan bersih tahunan dan laba di bawah estimasi Wall Street.
Kerugian minggu ini terjadi setelah serentetan data ekonomi yang kuat menyebabkan investor memutar kembali ekspektasi penurunan suku bunga dan mendorong imbal hasil obligasi pemerintah.
"Kami telah lama terlambat untuk koreksi ekuitas, dan jelas bahwa suku bunga yang lebih tinggi sekarang telah menjadi katalis untuk itu," kata Michael Reynolds, Wakil Presiden Strategi Investasi di perusahaan penasihat investasi dan kekayaan Glenmede, sebagaimana dikutip Antara.
"Ketika peluang kerugian untuk modal menjadi lebih kompetitif, valuasi harus dikoreksi pada aset yang mengandung risiko, terutama ekuitas berkapitalisasi besar yang telah diperdagangkan dengan harga premium yang signifikan tahun ini," tambahnya.
Pedagang memperkirakan peluang hampir 91 persen untuk Fed akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini pada pertemuan September, menurut alat FedWatch CME Group.
Volume transaksi di bursa AS relatif ringan, dengan 10,6 miliar saham berpindah tangan, dibandingkan dengan rata-rata 11,0 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.