Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia turun di tengah likuiditas yang ketat selama musim panas, sehingga komoditas ini bergantung pada pasar yang bergejolak.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober turun 0,69 persen, menjadi menetap ke level US$86,21 per barel di London ICE Futures Exchange pada perdagangan Senin (14/8/2023) waktu setempat.
Pada saat yang sama, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September merosot 0,82 persen menjadi ditutup pada US$82,5 per barel di New York Mercantile Exchange.
Mengutip Bloomberg, Selasa (15/8/2023), beberapa tanda pengetatan pasokan fisik dalam beberapa pekan terakhir mendorong minyak mentah berjangka ke rekor kenaikan terpanjang dalam setahun.
Harga West Texas Intermediate pada Senin naik-turun seiring dengan Wall Street di tengah kekhawatiran baru tentang ekonomi China. Minat terbuka pada minyak mentah AS melayang di dekat level terendah tahun ini karena investor melakukan perjalanan selama musim panas.
Analis Pasar Senior Oanda Ed Moya mengatakan harga minyak mentah lebih lemah karena reli dolar dan kekhawatiran merembes ke sektor properti China, yang akan menjadi hambatan pada kondisi pertumbuhan global.
Baca Juga
"Pasar sedikit tidak likuid di sini, yang berarti jika pasar obligasi menjual secara intensif, kita bisa melihat kekuatan dolar yang signifikan membebani harga minyak mentah,” katanya.
Sentimen yang juga meredam harga minyak adalah ekspektasi bahwa kemajuan hubungan Iran-AS akan menyebabkan ekspor minyak yang lebih tinggi dari negara Timur Tengah tersebut.
Pasar fisik kuat berkat pembatasan pasokan OPEC+ dan permintaan bertahan lebih baik dari yang diharapkan, membantu minyak naik sekitar 25 persen sejak posisi terendahnya di bulan Juni.
Posisi spread dalam minyak mentah AS, yakni cerminan dari penawaran dan permintaan pada titik pengiriman untuk patokan berjangka di Cushing, Oklahoma, mendekati level terkuat sejak November 2022.
Gambaran kondisi di China akan rilis pada Selasa dengan angka produksi industri, termasuk untuk industri penyulingan. Negara tersebut sebagai pembeli minyak mentah terbesar di dunia, telah membuka pabrik baru sehingga mendukung permintaan impor.