Bisnis.com, JAKARTA - Indeks pasar saham Wall Street melemah pada penutupan Kamis pagi WIB sehari menjelang data inflasi AS yang dapat mempengaruhi keputusan suku bunga Federal Reserve atau The Fed.
Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 0,54 persen menjadi 35.123,36 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 31,67 poin atau 0,70 persen, berakhir di 4.467,71 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 165,93 poin atau 1,2 persen, ditutup pada 13.718,40 poin.
Empat dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan saham energi memimpin kenaikan yakni bertambah 1,22 persen, menyentuh level tertinggi hampir enam bulan, mengikuti lonjakan harga minyak mentah.
Kerugian mengikuti aksi jual luas sehari sebelumnya, setelah lembaga pemeringkat kredit Moody's menurunkan peringkat beberapa bank kecil dan menengah. Pada Rabu (9/8/2023), bank-bank besar memperpanjang kerugian tersebut dengan Bank of America turun 0,8 persen dan Wells Fargo turun 1,3 persen.
“Pasar saat ini hanya berputar-putar. Dan alasannya adalah besok laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli akan dirilis”, kata Jason Krupa, wakil presiden manajemen aset di Lenox Advisors.
Pada Selasa (8/8/2023), Federal Reserve New York mengatakan utang kartu kredit AS melampaui 1 triliun dolar AS, dan Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan bank sentral AS mungkin berada pada tahap di mana ia dapat membiarkan suku bunga tidak berubah.
Baca Juga
“Dengan harga minyak naik, konsumen adalah tulang punggung perekonomian. Jika mereka terlalu melar dan mereka berhenti berbelanja, itu akan membawa kita lebih banyak ke dalam narasi resesi,” kata Gina Bolvin, Presiden Bolvin Wealth Management Group di Boston.
Pelaku pasar menempatkan peluang tidak ada kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan Fed berikutnya pada September sebesar 86,5 persen, menurut alat CME FedWatch. Pertumbuhan saham megacap yang sensitif terhadap suku bunga dan saham teknologi yang memimpin reli Wall Street, seperti Nvidia, Apple dan Tesla, turun antara 0,8 persen dan 4,8 persen.
IHK untuk Juli, yang akan dirilis pada Kamis, diperkirakan akan menunjukkan sedikit percepatan dari tahun lalu. Secara bulanan, harga konsumen diperkirakan meningkat 0,2 persen, sama seperti pada Juni.
Sektor konsumen China mengalami deflasi pada Juli. Indeks harga konsumen (IHK) turun di ekonomi terbesar kedua di dunia itu, kata Biro Statistik Nasional, penurunan pertama sejak Februari 2021.