Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) diketahui melakukan pembelian kembali saham atau buyback sejak 12 Mei 2023. Analis melihat buyback ini akan menguntungkan bagi pergerakan saham ADRO.
Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan mengatakan aksi buyback biasanya akan menguntungkan bagi pergerakan harga saham.
"Namun, tergantung dari size buyback-nya," kata Darmawan dihubungi, Kamis (27/7/2023).
Sebagaimana diketahui, saham ADRO menjadi salah satu saham laggard sejak awal tahun dan memberatkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hingga penutupan perdagangan Rabu (26/7/2023), saham ADRO telah turun 35,1 persen secara year to date (YTD).
Meski demikian, Darmawan menuturkan apabila melihat pergerakan saham emiten batu bara dalam 1 hingga dua bulan terakhir, tercatat telah naik 4-12 persen. Demikian pula dengan saham ADRO yang telah meningkat 10,76 persen YTD.
Menurutnya, peningkatan harga saham-saham batu bara dalam satu hingga dua bulan terakhir salah satunya dipengaruhi oleh ekspektasi permintaan batu bara sebaagai energi yang bisa lebih kuat di semester II/2023.
Baca Juga
Selain tren saham batu bara yang bergerak positif, Darmawan melihat proyek diversifikasi ADRO juga akan membantu pertumbuhan perusahaan ke depannya, dan akan menopang ADRO untuk tetap menjadi perusahaan minerba prominent untuk Indonesia ke depannya.
Sebagaimana diketahui, ADRO dalam RUPS menyetujui aksi pembelian saham kembali atau buyback. Periode buyback ini berlangsung 18 bulan, sejak 12 Mei 2023.
ADRO berencana melakukan pembelian kembali saham dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp4 triliun. Chief Financial Officer ADRO Lie Lukman sebelumnya mengatakan harga eksekusi buyback ini akan melihat kondisi pasar.
ADRO juga menuturkan pembelian kembali saham ini akan menggunakan dana dari kas internal.