Bisnis.com, JAKARTA – Dua emiten anyar akan melaksanakan initial public offering (IPO) pada Senin (7/8/2023). Kedua emiten yang akan melantai tersebut adalah PT Multi Garam Utama Tbk. (FOLK) dan PT Minahasa Membangun Hebat Tbk. (HBAT).
Dalam proses IPO, FOLK Group akan melepas 570 juta lembar saham baru, setara dengan 14,44 persen dari modal ditempatkan dan disetor, dengan harga penawaran Rp100 per lembar. Dengan demikian, potensi dana segar yang dihimpun dalam aksi IPO ini mencapai Rp57 miliar.
PT KGI Sekuritas Indonesia dan PT Samuel Sekuritas Indonesia menjadi penjamin pelaksana emisi efek IPO FOLK.
Rencananya, dana hasil penawaran umum sebanyak 22,76 persen akan digunakan untuk penyetoran modal kerja ke PT Finfolk Media Nusantara, 19 persen untuk pembayaran jasa kontraktor, 17,5 persen untuk pembelian saham PT Untung Selalu Sukses (USS), dan 12,38 persen akan dipinjamkan ke PT Drsoap Global Indonesia (DGI).
Kemudian sekitar 11,9 persen akan dipinjamkan ke PT Amazara Indonesia Mudakarya (AIM), 6,54 persen akan dipinjamkan ke PT Syca Kreasi Indonesia (SKI), 5,10 persen untuk pembelian software, dan 4,82 persen untuk modal kerja FOLK.
Sementara itu, HBAT akan menawarkan 240,74 juta saham atau 23,13 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Dalam IPO ini, saham ditawarkan di harga Rp108 sehingga potensi dana yang dihimpum adalah Rp26,00 miliar.
Baca Juga
Sebanyak 46 persen dana tersebut akan digunakan untuk pembelian landbank di sejumlah wilayah, seperti di Kabupaten Minahasa hingga Kota Manado.
Kemudian sekitar 45,36 persen akan digunakan untuk biaya pembangunan fasilitas umum serta sarana dan prasarana perumahan seperti kantor marketing, club house dan kolam renang di Perumahan Sawangan Permai.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja HBAT antara lain untuk pembayaran kepada kontraktor dan pemasok.