Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan, Jumat (4/8/2023). Indeks sektor teknologi atau IDX Techno tercatat menjadi pemberat pergerakan IHSG selama periode perdagangan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup turun 0,66 persen atau 45,23 poin menjadi 6.852,84. Sebanyak 227 saham membukukan kenaikan, 281 saham turun, dan 237 saham stagnan. Total kapitalisasi pasar atau market cap mencapai Rp10.000,47 triliun.
Pelemahan IHSG pada penutupan perdagangan hari ini didorong oleh penurunan indeks sektor teknologi yang melemah 1,91 persen menuju level 4.567,96. Hal ini kemudian disusul oleh indeks sektor kesehatan dengan penurunan 1 persen menjadi 1.502,22.
Sementara itu, indeks sektor keuangan melemah 0,64 persen menuju level 1.420,87, diikuti indeks basic materials yang turun 0,39 persen ke 1.100,89, dan indeks sektor konsumer noncyclicals yang melemah 0,12 persen menuju 747,34.
Sementara itu, saham-saham yang tercatat menjadi top losers pada akhir pekan ini, di antaranya saham WIDI yang turun 9,91 persen ke level Rp191, disusul RELF dengan penurunan 9,60 persen menuju Rp113, dan saham JATI yang melempem 8,82 persen ke Rp62 per lembar.
Saham EMTK dan anak usahanya SCMA masing-masing turun 3,15 persen dan 2,76 persen. Sementara itu, emiten teknologi BUKA terperosok 2,63 persen.
Baca Juga
Sementara itu, saham lain yang parkir di zona hijau, antara lain, saham RAFI dengan kenaikan sebesar 28 persen menuju level Rp64, kemudian UFOE yang naik 13,68 persen ke Rp216, dan MPXL lewat kenaikan sebesar 12,59 persen menjadi Rp161.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Tim Analis Phintraco Sekuritas menyebutkan bahwa IHSG hari ini berpeluang melanjutkan penguatannya ke level 6.950.
“Secara teknikal, potensi rebound diperkuat dengan terbentuknya golden cross pada Stochastic RSI bersamaan dengan rebound Kamis (3/8/2023),” tertulis dalam riset harian.
Sementara itu, penurunan rating obligasi global di AS oleh Fitch Ratings ke AA+ dari AAA memberikan dampak positif bagi saham-saham sektor keuangan di Indonesia.
Kondisi ini mengindikasikan potensi capital inflow ke pasar modal Indonesia, khususnya saham-saham keuangan. Faktor lain adalah penurunan rating tersebut berpotensi menambah tekanan bagi The Fed untuk mempercepat pelonggaran kebijakan moneter.
Di sisi lain, analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi menilai secara teknikal IHSG akan rebound dengan kicking hammer candle dan breakout resistance garis MA5 disertai volume.
“Selama bertahan diatas support garis MA5 maka berpeluang untuk kembali membuat Higher High (HH) level dan melanjutkan fase bullish-nya,” tuturnya.
Namun, jika IHSG kembali breakdown support garis MA5, maka berpeluang untuk menguji support garis MA200 sekaligus support bullish channel.