Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Rupiah dan Obligasi Imbas Fitch Pangkas Peringkat Utang AS

Rupiah dan pasar obligasi domestik akan terdampak penurunan peringkat utang Amerika Serikat oleh Fitch Ratings.
Rupiah dan pasar obligasi domestik akan terdampak penurunan peringkat utang Amerika Serikat oleh Fitch Ratings. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rupiah dan pasar obligasi domestik akan terdampak penurunan peringkat utang Amerika Serikat oleh Fitch Ratings. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan peringkat utang Amerika Serikat oleh Fitch Ratings akan berdampak negatif bagi rupiah dan pasar obligasi domestik. 

Senior Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menyebutkan penurunan rating utang tersebut akan lebih berdampak negatif terhadap rupiah dalam jangka pendek, sementara untuk pasar obligasi tidak terlalu berpengaruh. 

“Dalam jangka panjang saya menilai dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih baik dan terkendali, long term prospek untuk rupiah dan SBN masih cukup baik,” katanya kepada Bisnis, Rabu (2/8/2023). 

Rully menjelaskan rupiah masih cenderung melemah dan mencapai level terendah sejak pertengahan bulan Juli. Rupiah saat ini di level Rp15.175. Adanya ketidakpastian dari dampak penurunan rating ini menyebabkan tekanan terhadap mayoritas mata uang negara-negara berkembang.

“Pelemahan nilai tukar hari ini juga dialami oleh ringgit, peso Filipina, bath Thailand. Sementara itu nilai tukar negara-negara maju cenderung stabil, seperti pound sterling dan euro,” jelasnya. 

Sementara itu untuk pasar obligasi khususnya obligasi pemerintah dampaknya tidak terlalu signifikan. Rully menjelaskan dampak kepada imbal hasil hari ini tidak terlalu signifikan, bahkan terhadap yield dari UST juga cenderung stabil. 

“Untuk bonds, pasar melihat penurunan outlook ini akan berdampak kepada outlook ekonomi AS jangka menengah dan jangka panjang yang akan menurun,” katanya. 

Di Indonesia, pasar SBN masih berpotensi untuk memberi imbal hasil yang menarik. SBN akan lebih dipengaruhi oleh perkembangan data inflasi dan outlook inflasi ke depan yang masih akan terus melandai. Hal ini membuat minat investor baik asing maupun domestik terhadap obligasi Indonesia masih akan tetap positif.

Saat ini, investor akan menunggu rilis data GDP yang akan dipublikasikan pekan depan dan konsensus rata-rata memprediksi akan lebih rendah. Apabila ternyata lebih tinggi dari perkiraan, maka hal ini akan berdampak positif terhadap pasar, baik rupiah maupun obligasi. 

Sementara itu, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menyebutkan penurunan peringkat AS oleh Fitch adalah netral menjadi positif bagi SBN. 

Hal itu karena penurunan rating tersebut bukan peristiwa baru, sebab lembaga pemeringkat S&P pada Agustus 2011 pernah menurunkan peringkat AS menjadi AA+. Selain itu, dampaknya terhadap pasar keuangan tampaknya terbatas, dengan indeks DXY turun sedikit dan imbal hasil Treasury AS juga sedikit menurun.

“Peristiwa ini mungkin juga mendorong AS ke puncak siklus kenaikan suku bunganya. Probabilitas kenaikan FFR sebesar 25 bps pada pertemuan September terus menurun, mencapai 15,5 persen dari 21 persen seminggu yang lalu,” jelasnya kepada Bisnis. 

Handy menjelaskan dengan makroekonomi Indonesia yang relatif kuat, negara ini memiliki indeks kerentanan terbaik di antara negara-negara EM berdasarkan perhitungan Mandiri Sekuritas. Mandiri Sekuritas juga percaya bahwa Indonesia masih berada di jalur yang benar untuk mendapatkan peningkatan peringkat negara.

Tambahan katalis positif untuk SBN tahun ini adalah likuiditas rupiah yang relatif cukup besar yang akan mendukung permintaan dari investor serta kurangnya pasokan obligasi pemerintah yang sejalan dengan prospek defisit anggaran yang menurun dan kelebihan anggaran yang besar.

“Intinya, kami masih mempertahankan perkiraan imbal hasil SBN 10 tahun kami sebesar 6 persen-6,2 persen pada 2023 dan 5,5 persen-5,7 persen pada 2024,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper