Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bumi Resources (BUMI) Anjlok 51,19 Persen ke Rp1,22 Triliun

 Kongsi Grup Bakrie dan Grup Salim harus menelan kenyataan bahwa PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) membukukan penurunan laba.
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com

Bisnis.com, JAKARTA – Kongsi Grup Bakrie dan Grup Salim harus menelan kenyataan bahwa PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang semester I/2023. 

Berdasarkan laporan keuangan berdasarkan PSAK66, BUMI membukukan pendapatan sebesar US$886,27 juta atau setara dengan Rp13,29 triliun (kurs jisdor 27 Juni Rp15.000). Angka tersebut turun 8,50 persen dibandingkan dengan semester I/2022 yang tercatat sebesar US$968,68 juta. 

Sementara pendapatan BUMI turun, beban pokok pendapatan justru meningkat tipis sebesar 2,99 persen menjadi US$777,61 juta atau setara dengan 11,66 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$754,96 juta. 

Alhasil laba kotor juga tercatat sebesar US$108,65 juta setara dengan Rp1,62 triliun turun 49,15 persen dibandingkan semester I/2022 yang tercatat sebesar US$213,72 juta. 

Kemudian laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga ikut turun 51,19 persen menjadi US$81,82 juta atau setara dengan Rp1,22 triliun dibandingkan dengan US$167,67 juta pada periode semester I/2022. 

Manajemen BUMI mengungkapkan secara operasional terdapat peningkatan pada overburden removed (mbcm) sebesar 16 persen menjadi 355 juta bcm. Sementara itu baru bara yang ditambang lebih sedikit karena cuaca hujan. 

“Dalam cuaca yang lebih kering, produksi dapat meningkat,” kata manajemen dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (29/7/2023). 

Sementara itu batu bara yang ditambang sebesar 35,4 MT dan penjualan batu bara sebesar 34,6 MT. Keduanya kompak naik 2 persen. Meski demikian, harga free on board atau (FOB) justru turun 16 persen menjadi US$93,2 per ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$110,9 per ton. 

“Penurunan harga FOB sebesar 16 persen merupakan tren penurunan sejak tahun lalu, namun masih ada potensi kenaikan karena situasi geopolitik,” imbuh manajemen. 

Sejalan dengan laporan keuangan, saham BUMI di tutup melemah pada penutupan perdagangan Jumat (28/7/2023) di level Rp135 per saham atau turun 2,46 persen dari harga hari sebelumnya. Secara akumulasi year-to-date, BUMI turun 16,15 persen.  Kapitalisasi pasar BUMI tercatat sebesar Rp50,13 triliun. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper