Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa katalis menanti saham-saham emiten batu bara seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), dan kawan-kawan pada semester II/2023 ini.
Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan mengatakan pergerakan harga saham batu bara selama 1 hingga 2 pekan terakhir seperti ADRO, ITMG, HRUM, PTBA, dan INDY telah naik 4-12 persen. Menurutnya, hal ini akibat ekspektasi terhadap permintaan batu bara sebagai energi lebih kuat di semester II/2023, baik dari China, India, ataupun negara-negara Eropa.
"Sehingga akan menopang harga untuk tetap di harga yang relatif tinggi sampai penghujung tahun ini," kata Darmawan kepada Bisnis, Kamis (27/7/2023).
Meski demikian, Mirae Sekuritas masih memberikan pandangan netral untuk sektor batu bara. Pasalnya, Mirae Sekuritas melihat pergerakan dari permintaan harga batu bara global masih volatile, karena tergantung dari kondisi geopolitik, cuaca, dan ekonomi global terutama China.
"Namun, berdasarkan analisa kita terakhir, saya melihat pergerakan harga batu bara Newcastle sendiri pressure ke bawahnya sudah mulai termoderasi," ujar Darmawan.
Adapun selain katalis-katalis di atas, Darmawan melihat kondisi cuaca El-nino yang lebih kering juga dapat mendorong produksi batu bara emiten-emiten tersebut di semester II/2023.
Baca Juga
"Kalau kering sebetulnya lebih baik karena yang menjadi concern lebih tinggi adalah kalau efeknya curah hujan tinggi atau banjir," tuturnya.
Adapun hingga perdagangan hari ini, beberapa saham batu bara seperti ADRO, ITMG, INDY, PTBA tercatat telah menguatmasing-masing 3,8 persen, 9,61 persen, 4,88 persen, dan 2,53 persen selama sepekan.
Meski demikian, indeks sektoral energi tercatat masih melemah 13,41 persen secara year to date. Beberapa saham batu bara juga menghuni jajaran top laggard sejak awal tahun, yakni ADRO, BYAN, dan ITMG.