Bisnis.com, JAKARTA – Pengelola Alfamidi PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) telah menyelesaikan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Kepemililkan saham pengendali MIDI, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) atau Alfamart berkurang sebanyak 12,34 persen sebagai konsekuensi aksi korporasi tersebut.
Berdasarkan keterangan Biro Administrasi Efek di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis (27/7/2023), total saham yang telah diterbitkan dalam rights issue atau PUT I MIDI mencapai 4.611.764.800 saham atau setara 13,79 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dalam transaksi tersebut, tidak ada saham yang ditawarkan setelah periode pesanan tambahan, sehingga tidak ada jumlah saham yang dibeli oleh pembeli siaga. Dengan kata lain, rights issue MIDI terserap maksimal.
Dalam prospektus MIDI pada 23 Juni 2023, harga pelaksanaan penerbitan saham baru ini ditetapkan Rp270 per saham. Dengan demikian, total dana yang berpotensi dihimpun MIDI dari rights issue mencapai Rp1,24 triliun.
Setiap pemegang 625 saham lama yang namanya tercatat saat recording date 7 Juli 2023 berhak atas 100 HMETD. Setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru yang dibayar penuh saat pemesanan.
Aksi ini telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) 17 Februari 2023. PT BCA Sekuritas ditunjuk sebagai standby buyer rights issue MIDI.
Baca Juga
Alfamart yang merupakan pemegang saham utama MIDI telah menyatakan tidak akan melaksanakan seluruh rights issue. Berdasarkan keterbukaan informasi Kamis (27/7/2023), saham MIDI yang dimiliki AMRT berkurang menjadi 25.775.473.000 atau setara 77,09 persen, dari sebelumnya 25.775.473.000 saham atau 89,43 persen.
Adapun sekitar 70 persen dari dana hasil rights issue akan digunakan MIDI untuk modal kerja guna mendukung kegiatan usaha, termasuk pembayaran ke pemasok atas persediaan barang dagangan, pembayaran kegiatan promosi, pengangkutan barang dagangan, biaya perbaikan, pemeliharaan dan biaya operasional lainnya.
“Kemudian sekitar 30 persen dari dana yang diperoleh akan dipergunakan untuk belanja modal,” tulis manajemen MIDI dalam prospektus
Kemudian, sekitar 65 persen dari capex yang berasal dari rights issue rencananya akan dipakai untuk pengembangan gerai di seluruh cabang dan sebesar 35 persen akan dipergunakan untuk pengembangan gudang di Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara.
“Sampai saat ini, kami telah menunjuk kontraktor untuk pengembangan gudang yang berlokasi di daerah Jawa Tengah dan Sulawesi Tenggara,” lanjut manajemen MIDI.