Bisnis.com, JAKARTA - Saham Indeks LQ45 yang baru, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI), berpotensi menguat seiring dengan prospek kinerja.
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan evaluasi atas sejumlah indeks, termasuk Indeks LQ45. Penerapan indeks baru berlaku pada Agustus 2023 sampai dengan Januari 2024.
Saham rokok GGRM milik konglomerat Susilo Wonowidjojo dengan rasio free float 17,16 persen masuk Indeks LQ45, dan memiliki bobot 0,51 persen terhadap indeks. Saham peritel MAPI dengan rasio free float 48,64 memiliki bobot 0,83 perden terhadap Indeks LQ45.
Di sisi lain, saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) dan PT Timah Tbk. (TINS) terdepak.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (27/6/2023) saham GGRM turun 0,44 persen atau 125 poin menjadi Rp28.125. Kapitalisasi pasarnya Rp54,11 triliun dengan valuasi PER 6,89 kali. Sepanjang 2023, saham GGRM masih menguat 56,25 persen.
Berbeda arah, saham MAPI melesat 3,9 persen atau 75 poin menjadi Rp2.000 pada hari ini. Kapitalisasi pasarnya Rp33,20 triliun dengan valuasi PER 15,87 kali. Sepanjang 2023, saham MAPI sudah naik 38,41 persen.
Baca Juga
Naiknya kinerja MAPI tak lepas dari laporan kinerja keuangan semester I/2023. MAPI mengantongi laba bersih sebesar Rp1,04 triliun sepanjang semester I/2023. Capaian ini turun 5,22 persen dibandingkan dengan semester I/2022 yang mencapai Rp1,10 triliun.
Penurunan laba bersih emiten ritel tersebut terjadi meskipun penjualan bersih menorehkan kenaikan hingga 27,32 persen year-on-year (YoY), dari Rp12,24 triliun pada semester I/2022 menjadi Rp15,59 triliun pada periode Januari—Juni 2023.
Meski laba bersih turun, MAPI melaporkan bahwa laba inti tanpa menghitung one-time gain dari divestasi Burger King senilai Rp309 miliar pada kuartal I/2023 tetap tumbuh 31,4 persen YoY menjadi Rp1,3 triliun dari Rp960 miliar.
Dari pandangan analis, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan dari perspektif analisa teknikal, pergerakan indeks LQ45, IDX30, maupun IDX80 sudah membentuk pola bullish consolidation.
"Secara indeks, IDX LQ45, IDX30, dan IDX80 memang secara tren dalam fase bullish consolidation. Sehingga ini cocok untuk investasi jangka panjang karena trennya jelas," ujar Nafan kepada Bisnis, Rabu (26/7/2023).
Untuk sentimen terhadap indeks-indeks ini, menurutnya apabila dicermati rata-rata emiten akan menunjukkan kinerja yang solid, baik dari sisi topline, maupun bottomline. Begitu juga dari sisi good corporate governance (GCG) dari emiten-emiten tersebut.
Di sisi lain, kondisi makro ekonomi yang inklusif dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih relatif stabil menurutnya dapat menguntungkan kinerja emiten.
Nafan juga menyebut faktor stabilitas politik dan keamanan juga berpengaruh terhadap kinerja emiten-emiten di tiga indeks tersebut.
"Kita akan melakukan pemilu tahun depan dan kampanye Oktober. Ini bisa memberikan kepastian bagi investor untuk meningkatkan minat investasi dan mendorong penguatan indeks," tuturnya.
Dia menuturkan investor akan mencermati utamanya dua sentimen, yakni fundamental makro ekonomi domestik, hingga fundamental perusahaan. Menurutnya kedua sentimen tersebut masih memiliki prospek yang positif untuk saat ini, baik secara teknikal maupun fundamental.
Adapun untuk dua saham yang masuk ke dalam Indeks LQ45, yakni PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI), Nafan menyarankan untuk akumulasi dengan target price pada Rp30.500 per saham. Sementara itu, untuk MAPI, Nafan merekomendasikan untuk hold dengan target harga Rp2.060 per saham.
____
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.