Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah Rp15.017, Data Tenaga Kerja AS di Luar Dugaan

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.017,50 per dolar AS.
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.017,5 pada perdagangan hari ini, Jumat (21/7/2023). Saat rupiah lesu, indeks dolar AS turut melemah.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,21 persen ke Rp15.017,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,11 persen ke 100,76.

Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik dibuka melemah. Mata uang yen Jepang melemah 0,03 persen, won Korea Selatan turun 0,88 persen, yuan China naik 0,09 persen.

Sementara itu, mata uang negara tetangga dibuka melemah seperti ringgit Malaysia turun 0,23 persen, dolar Singapura turun 0,02 persen, peso Filipina 0,32 persen, dan baht Thailand turun 0,16 persen.

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi memperkirakan rupiah berpeluang terdepresiasi menuju rentang Rp15.000-Rp15.100 per dolar AS hari ini. 

Menurutnya, sentimen datang dari initial jobless claims AS turun di luar dugaan menjadi 228.000 untuk minggu yang berakhir 15 Juli. Penurunan ke level ini adalah yang pertama dalam dua bulan terakhir, tepatnya sejak rilis data jobless claims pada (25/5/2023) lalu sebesar 229.000. 

Walaupun angka initial jobless claims turun, continuing jobless claims naik melebihi ekspektasi menjadi 1,75 juta untuk minggu yang berakhir 8 Juli, menurut Samuel Sekuritas, ada kemungkinan turunnya initial jobless claims minggu ini hanya bersifat insidental.

Dari dalam negeri, survei perbankan BI mengindikasikan pertumbuhan kredit naik di kuartal II/2023. Hal ini tercermin dari naiknya angka saldo bersih tertimbang permintaan kredit baru kuartal II/2023 menjadi 94 persen. 

Kenaikan permintaan terbesar datang dari kredit modal kerja dengan kenaikan saldo bersih tertimbang menjadi 89,5 persen, yang disusul kredit konsumsi dengan kenaikan saldo bersih tertimbang menjadi 85,3 persen. 

Sementara itu, permintaan kredit investasi terindikasi stagnan, yang terlihat dari penurunan tipis saldo bersih tertimbang menjadi 54,4 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper