Bisnis.com, JAKARTA – Tren penggunaan Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) bakal membuat saham-saham teknologi menarik meski dihadapkan pada ancaman resesi ekonomi. Tren tersebut mampukah menjadi sentimen anyar bagi emiten teknologi domestik yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)?
Di sepanjang tahun 2023, tren kenaikan suku bunga acuan masih terus berlangsung. Ekonomi global dihadapkan pada risiko resesi. Menariknya, kinerja saham-saham teknologi global justru cenderung bervariatif.
Indeks Nasdaq Composite sebagai salah satu indeks acuan saham-saham teknologi AS dan global bahkan memberikan return hingga 32,5% persen sepanjang 2023. Kontras dengan Nasdaq, indeks Hang Seng justru mencatatkan koreksi 6,4 persen di saat yang sama.
Riset Jefferies menyebutkan pasar saham AS sejatinya lebih rentan terhadap potensi penurunan laba bersih yang akan datang dengan adanya ancaman resesi setelah reli dari level terendah Oktober lalu. “Namun, sektor teknologi memiliki narasi baru yang kuat untuk dirayakan dalam bentuk AI, yang menciptakan potensi baru di tengah adanya ancaman penurunan kinerja ekonomi” tulis riset tersebut.
Analis sektor teknologi MNC Sekuritas Andrew Susilo menjelaskan perbedaan valuasi antara saham-saham teknologi di AS dan Hong Kong sebenarnya memberikan peluang adanya rotasi geografis. “Saat ini Nasdaq sudah terapresiasi tinggi sementara Hang Seng lagging, dengan narasi baru terkait AI dan ML, ada potensi shifting yang besar dari wilayah geografis dengan saham yang valuasinya sudah premium ke negara dengan pasar saham yang valuasinya masih murah” kata Andrew.
Maka itu, kata Andrew, pasar saham Indonesia berpeluang menerima aliran modal asing mengingat valuasi IHSG yang masih sangat rasional dengan rasio Price to Earnings (PER) di kisaran 13 kali. “Tech sector bisa mendapatkan inflow karena ada tiga narasi besar yang potensial. Pertama, tahun ini suku bunga masih naik tapi tahun depan bisa turun ini jadi katalis positif. Kedua, tech company fokus pada bottom-line dan ketiga tren AI & ML yang bakal menguntungkan para first mover” katanya.
Baca Juga
Di Indonesia, saham teknologi yang ada dalam pantauan Andrew adalah GOTO sebagai kandidat. Menurutnya contoh konkret penerapan tersebut di bisnis GOTO adalah di segmen consumer lending lewat GoPaylater Cicil.
Adapun, tidak semua pengguna Tokopedia dapat menggunakan fasilitas Buy Now Pay Later (BNPL) tersebut. Hanya pengguna tertentu yang memiliki credit scoring dengan profil risiko terbaik yang dapat memanfaatkannya sehingga dapat mendorong aspek kualitas pertumbuhan perusahaan.
Sampai dengan kuartal I/2023, nilai pinjaman BNPL lewat GoPayLater Cicil mencapai Rp 800 miliar atau tumbuh 40 persen secara kuartalan dan jumlah pengguna Tokopedia yang dapat memanfaatkan fasilitas tersebut hanya mencapai 4 juta.
“Setiap transaksi di platform GOTO akan menghasilkan data pelanggan yang dapat diberdayakan melalui pendekatan analitik dan memberikan wawasan bisnis tentang perilaku pelanggan seperti preferensi. Hal ini juga dapat digunakan untuk menghasilkan penilaian kredit yang akan mengoptimalkan imbal hasil yang disesuaikan dengan risiko untuk portofolio kredit.” Tulis riset MNC Sekuritas.
Menurut Andrew, kombinasi antara AI, ML dan big data analytics dalam pembuatan credit scoring di bisnis consumer lending GOTO akan membantu meningkatkan return dan meminimalkan risiko sehingga kinerja perusahaan akan jauh lebih tangguh dalam berbagai kondisi ekonomi.