Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang rebound pada perdagangan Senin (10/7/2023), setelah ditutup melemah akhir pekan lalu.
IHSG turun 0,60 persen atau 40,87 poin ke 6.716,45 pada perdagangan Jumat (7/7/2023). Sebanyak 245 saham parkir di zona hijau, 298 saham terkoreksi, dan 195 saham stagnan.
Tim riset Phintraco Sekuritas menyebutkan pergerakan IHSG pada Senin (10/7/2023) akan dipengaruhi oleh respons pelaku pasar terhadap realisasi data pengangguran di AS pada Jumat malam.
Sebelumnya, sejumlah indikator awal menunjukan bahwa kondisi sektor tenaga kerja di AS relatif solid. Hal ini diyakini mendukung kecenderungan The Fed untuk tetap menaikan suku bunga acuan.
"IHSG kembali ke bawah MA20 pada Jumat dan sejalan dengan koreksi tersebut, Stochastic RSI membentuk death cross pada overbought area dan MACD membentuk penyempitan positive slope. Keduanya mendukung potensi pullback lanjutan di Senin (10/7/2023)," tulis Analis Phintraco Sekuritas, dikutip Minggu (9/7/2023).
Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG akan melemah ke kisaran support 6.680-6.700 pada Senin (10/7/2023). Pelaku pasar agar mewaspadai level psikologis 6.700 hingga support 6.680.
Baca Juga
Dari dalam negeri, cadangan devisa Indonesia turun US$1,8 miliar month on month ke US$137,5 miliar. Meski turun, jumlah tersebut masih cukup membiayai 6,1 bulan impor, jauh lebih tinggi dari standar kecukupan internasional di tiga bulan impor.
Adapun, saham-saham yang dapat diperhatikan oleh pelaku pasar meliputi ACES, TLKM, BRIS, ASII, GGRM, KLBF dan AKRA.
Dalam riset berbeda, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan, sepanjang semester I/2023, pergerakan IHSG melemah -2,68 persen. Penopang pergerakan IHSG pada periode tersebut adalah saham-saham big caps.
"IHSG pada pekan depan periode 10-14 Juli 2023 diproyeksikan bergerak sideways cenderung menguat dalam range 6.690-6.780," ujar Ratih dalam riset dikutip Minggu, (9/7/2023).
Beberapa sektor yang mengalami performa moncer yaitu sektor perbankan, barang konsumen primer, barang konsumen non-primer, transportasi dan telekomunikasi. Sedangkan sektor dengan performa lesu yakni energi dan material dasar.
Menurut Ratih, saham di sektor konsumen primer menarik di tengah landainya harga komoditas sebagai bahan baku. Sektor konsumer primer dan non-primer mendapatkan katalis positif dari menggeliatnya konsumsi domestik jelang periode Pemilu 2024, di mana konsumsi di sektor riil cenderung meningkat.
Kedua sektor tersebut turut diuntungkan dengan terapresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pasalnya sebagai besar komponen di segmen ritel dan primer cenderung impor, sehingga selisih kurs dapat diminimalisir dan berdampak pada kenaikan margin laba.
Kokohnya permintaan domestik tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada periode Mei 2023 di level 128,3, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 126,1.
Sejalan dengan itu, angka inflasi tahunan pada Juni 2023 di level 3,52 persen atau sesuai dengan target Bank Indonesia (BI) sebesar 2 hingga 4 persen, sehingga memberikan booster bagi kokohnya daya beli masyarakat.
"Secara bersamaan, sektor transportasi menjadi sektor yang memiliki kinerja apik di paruh pertama 2023, hal ini didorong oleh turunnya harga bahan bakar di tengah naiknya tarif angkutan akibat lonjakan permintaan," katanya.
Selain itu, menurutnya sektor telekomunikasi juga menarik terkait aksi integrasi anak usaha, seperti Fixed–Mobile Convergence (FMC) dari beberapa emiten disinyalir dapat memotong beban operasi dan meningkatkan market share. Adapun konektivitas dan penetrasi internet yang terus tumbuh memperlebar Average Revenue Per User (ARPU) emiten telekomunikasi.
Di lain sisi, menurutnya sektor yang performanya kurang signifikan yaitu sektor energi dan barang baku. Melemah sektor energi diakibatkan turunnya harga komoditas batu bara, serta minyak dan gas (migas), serta lesunya ekonomi global.
Misalnya batu bara, telah mengalami penurunan yang signifikan hingga level US$141 per ton pada Jumat, (7/7/2023) atau terkoreksi -68,6 persen jika dibandingkan dengan puncaknya di semester III/2022 pada level US$450 per ton.
Suku bunga tinggi di negara maju, seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS) menekan industri manufaktur karena turunnya permintaan. Sedangkan ekonomi China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia juga masih belum pulih. Hal ini tercermin dari Indeks PMI manufaktur periode Juni 2023 di Kawasan Eropa, AS, China masih berada di zona kontraksi.
Namun, pada perdagangan awal Juli 2023, sektor energi dan barang baku sedikit mengalami penguatan. Misalnya, sektor energi dan barang baku pada perdagangan 3-7 Juli 2023 terapresiasi masing-masing +4,57 persen dan +3,32 persen.
Katalis yang mempengaruhi sektor barang baku, yaitu stimulus dari pemerintah Indonesia untuk segmen properti terkait relaksasi PPN 11 persen untuk rumah bersubsidi yang tertuang dalam PMK 60/PMK.010/2023. Peraturan ini akan berdampak positif ke sektor barang baku, khususnya semen dan metal mining dan berpotensi menarik investor asing.
"Jika dilihat secara global, belum ada katalis signifikan yang menjadi asa pergerakan sektor barang baku, terlebih sektor energi di tengah masih kuatnya potensi kebijakan moneter hawkish dari beberapa negara maju hingga di akhir tahun 2023," pungkasnya.
Rekomendasi Saham Ajaib Sekuritas Pekan Ini:
- (Buy) EXCL di area Rp2.060 dengan target harga pada resistance di level Rp2.150 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.950.
- (Buy) SMGR di area Rp6.400 dengan target harga pada resistance di level Rp6.650 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp6.150.
- (Buy) MAPI di area Rp1.760 dengan target harga pada resistance di level Rp1.850 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.700.
Simak pergerakan IHSG hari ini secara live.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
IHSG ditutup naik 0,22 persen atau 14,57 poin menjadi 6.731,03.
Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.725,63-6.763,54.
Pukul 15.06 WIB, IHSG naik 0,28 persen atau 18,65 poin menjadi 6.735,10.
Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.729,16-6.763,54.
IHSG naik 0,42 persen atau 28,08 poin menjadi 6.744,54 pada sesi I.
Sepanjang sesi indeks bergerak di rentang 6.729,16-6.763,54.
IHSG naik 0,60 persen atau 40 poin menjadi 6.756,46 per pukul 10.00 WIB.
Sepanjang pagi ini, indeks bergerak di rentang 6.729,16-6.762,50.
IHSG dibuka naik 0,22 persen atau 14,62 poin menjadi 6.731,08.