Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Harga Emas Pekan Depan, Suku Bunga The Fed Masih Menghantui

Prospek Harga emas global diprediski masih akan tertekan dalam beberapa waktu ke depan akibat sinyal hawkish The Fed soal suku bunga acuan.
Ilustrasi emas global/Pexels.
Ilustrasi emas global/Pexels.

Bisnis.com, JAKARTA —  Prospek harga emas global pada pekan depan diprediksi masih akan tertekan akibat dibayangi oleh keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve yang masih hawkish atau berpotensi menaikkan suku bunga pada pertemuan akhir Juli 2023.

Para pejabat Federal Reserve (The Fed) berkomitmen untuk menaikkan suku bunga acuan lagi pada Juli 2023 dalam upaya untuk terus memerangi inflasi yang membandel di AS. Tentunya, hal itu akan menekan harga emas.

Kendati demikian, Analis Komoditas Lukman Leong memperkirakan secara jangka panjang harga emas masih akan kembali melanjutkan tren kenaikan.

"Harga emas diperkirakan masih akan tertekan dalam beberapa waktu ke depan, walaupun untuk jangka panjang akan kembali melanjutkan tren kenaikan oleh permintaan Bank Sentral," ujar Lukman kepada Bisnis dikutip Minggu, (9/7/2023).

Hasil risalah The Fed dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 13-14 Juni mengisyaratkan para pejabat akan menaikkan dua kali suku bunga sebesar 25 basis poin atau satu kali kenaikan 50 basis poin sebelum akhir tahun.

"Selain itu, harga emas juga tertekan oleh data tenaga kerja ADP yang dirilis Kamis (6/7) serta ISM service yang menyumbangkan sekitar 77 persen ekonomi AS, jauh lebih kuat dari perkiraan," tambahnya.

ADP non-pertanian merupakan data perubahan jumlah tenaga kerja AS di luar sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan serta pegawai negeri sipil AS, yang dilakukan oleh lembaga ADP. Data terbaru menunjukkan kenaikan 497.000 untuk bulan Juni, dibandingkan revisi bulan Mei yang turun menjadi 267.000.

Sedangkan data PMI Non-Manufaktur ISM AS terbaru bulan Juni sebesar 53,9 persen dari sebelumnya 50,3 persen pada Mei. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan 51 persen.

Lukman mengatakan, minggu depan, investor akan dihadapi dengan data inflasi AS yang walau inflasi diperkirakan akan kembali turun, namun inflasi inti masih cukup tinggi di atas 5 persen.

"Minggu depan saya perkirakan emas masih akan trending turun dan bergerak di kisaran US$1.870-US$1.930," pungkas Lukman.

Adapun, pada penutupan perdagangan Jumat, (7/7/2023), harga emas spot menguat 0,17 persen atau 3,27 poin ke US$1.914,17 per troy ounce pada 15.26 WIB. Sementara itu, emas Comex kontrak Agustus 2023 melejit 0,21 persen atau 4,10 poin ke US$1.919,50 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper