Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Turun ke US$29.500, Kini Bitcoin Bertengger di Posisi Atas

Harga Bitcoin sempat turun ke angka US$29.500 pada Sabtu (1/7/2023). Namun, mata uang kripto yang satu ini kembali menguat ke angka US$31.129.
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Harga Bitcoin sempat turun ke angka US$29.500 pada Sabtu (1/7/2023). Namun, mata uang kripto yang satu ini kembali menguat ke angka US$31.129 pada perdagangan Selasa (4/7/2023).

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menyatakan hal ini disebabkan oleh pernyataan dari Securities Exchange Commision (SEC) yang menyatakan aplikasi pengajuan ETF Bitcoin Spot oleh sejumlah perusahaan manajer aset pendaftaran, masih belum lengkap dan memerlukan informasi lebih lanjut.

“Pernyataan itu disambut oleh investor untuk melakukan aksi ambil untung sehingga membuat harga BTC sempat turun. Namun, pada akhirnya kembali naik ke angka US$31.129 pada perdagangan hari ini, Selasa,” ujar Panji dalam keterangan resminya, Rabu (5/7/2023)

Bitcoin dalam beberapa bulan terakhir memang menunjukan kinerja positif. Pada 11 hari terakhir per, Bitcoin bertengger di atas US$30.000 dengan pergerakan cenderung stabil di kisaran US$29.500-US$31.400. Sementara itu, untuk periode Januari-Juni 2023, Bitcoin juga mengalami kenaikan harga lebih dari 80 persen, dari semula US$16.000 menjadi US$31.000.

“BTC berupaya untuk breakout area resistance saat ini dan menuju ke harga US$32.000, (hal ini dapat terjadi) jika dalam jangka pendek mampu bertahan di atas harga US$30.800,” ujar Panji.

Kendati demikian, Panji juga menyatakan jika breakout-nya berada di bawah US$30.800, maka BTC berpotensi akan kembali ke area support di US$29.500.

Menariknya, penguatan Bitcoin juga mendorong kenaikan harga alternative coin atau aset kripto selain Bitcoin, seperti Bitcoin Cash (BCH) yang naik 29,55 persen dan Litecoin yang naik 21,16 persen.

Namun, Panji juga berharap agar investor tetap berhati-hati dalam membeli. Panji menyatakan agar investor tetap mengikuti perkembangan berita tentang langkah selanjutnya dari SEC pada ETF Bitcoin.

Selain itu, Panji juga menyatakan investor harus mencermati beberapa peristiwa ekonomi dari global dan regional.

Mulai dari rapat FOMC Minutes pada Rabu (5/6/2023) nanti, data terbaru dari Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) dan Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP yang keluar pada Kamis (6/7/2023) nanti, serta laporan nonfarm payrolls (NFP) terbaru pada Jumat (7/7/2023).

Diketahui, laporan NFP berkontribusi hingga 80 persen bagi PDB AS sehingga sering dijadikan acuan oleh bank sentral AS untuk menentukan arah kebijakan moneter. Adapun NFP Juni diprediksi menjadi 225 ribu, lebih rendah dari bulan Mei yang sebesar 339 ribu.

“Jika hasil NFP sesuai prediksi atau lebih rendah dari ekspektasi pasar, maka akan berdampak positif ke BTC. Namun, jika melebihi ekspektasi pasar, maka akan memicu penguatan nilai mata uang Dolar AS dan menekan harga BTC,” ujar Panji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper