Bisnis.com, JAKARTA - Bursa kripto FTX yang bangkrut pada akhir 2022 dikabarkan bakal menghidupkan lagi operasional pertukaran aset kriptonya secara internasional.
“Perusahaan telah memulai proses dalam meminta pihak yang berkepentingan untuk melakukan reboot bursa FTX.com,” kata CEO FTX John Ray berdasarkan laporan Wall Street Journal, mengutip Reuters, Rabu (28/6/2023).
Pada November 2022, FTX tercatat mengajukan perlindungan kebangkrutan chapter 11 di Pengadilan Amerika Serikat menyusul keruntuhannya yang spektakuler hingga membuat industri aset kripto terguncang.
Pada hari-hari menjelang kebangkrutan, para pelanggan bursa kripto yang didirikan Sam Bankman-Fried ini menarik miliaran dolar AS dari rekening mereka, sehingga membuat likuiditas perusahaan tertatih-tatih.
Ketika itu, kesepakatan penyelamatan FTX oleh saingannya yakni platfom pertukaran kripto Binance juga gagal. Alhasil, kebangkrutan FTX menandakan keruntuhan perusahaan kripto paling besar dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak saat itu, industri kripto makin terhuyung-huyung lantaran pengawasan ketat regulator global, sementara pendiri FTX Bankman-Fried menghadapi tuntutan pidana oleh pemerintah AS atas dugaan penipuan.
Baca Juga
Mengutip CNBC.com, sejak Bankman-Fried melarikan diri dari kejaran otoritas dan ditangkap pada Desember 2022 di Bahama, dia dikurung di rumah orang tuanya, tempat dia tinggal dan tempat FTX berada. Dia diekstradisi ke Amerika Serikat lebih dari seminggu setelah penangkapannya.
Orang tuanya, yang tinggal di Palo Alto, California, adalah profesor hukum Universitas Stanford dan ikut menandatangani jaminan ekstradisi senilai US$250 juta.
Dalam surat-surat pengadilan mereka pada Mei 2023, pengacara yang mewakili Bankman-Fried mengatakan tuduhan campaign finance harus dibatalkan karena tidak termasuk dalam surat perintah penyerahan yang ditandatangani oleh menteri luar negeri Bahama menjelang ekstradisi Bankman-Fried, dan tuduhan lain termasuk tuduhan suap adalah tidak benar setelah dia diekstradisi.