Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara yang terus menurun selam enam bulan terakhir dan pesta dividen yang telah usai membuat analis menurunkan perkiraan laba bersih untuk emiten-emiten batu bara seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan kawan-kawan.
Analis Samuel Sekuritas Juan Harahap menuturkan pihaknya memberikan rating netral untuk sektor batu bara. Menurutnya, terdapat beberapa katalis yang dapat mempengaruhi kinerja batu bara tahun ini.
Juan mencermati harga batu bara terus menurun selama enam bulan pertama tahun 2023, turun dari puncaknya di US$372 per ton ke level saat ini di US$207 per ton atau turun 46,9 persen YTD. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh lambatnya pemulihan ekonomi China, yang turut menekan permintaan energi.
"Namun, kami melihat adanya katalis potensial dalam bentuk stimulus ekonomi, setelah otoritas Tiongkok memutuskan untuk memangkas suku bunga pinjaman jangka menengah menjadi 2,65 persen dan 7-day repo rate menjadi 1,9 persen untuk meningkatkan likuiditas sektor keuangan," tulis Juan dalam risetnya.
Selain itu, dia memperkirakan adanya potensi kenaikan yang substansial di kuartal IV/2023 di saat musim dingin, yang diperkirakan akan mengangkat permintaan komoditas energi, termasuk batu bara.
Dengan kinerja yang baik pada 2022, emiten-emiten batu bara menawarkan yield dividen yang menarik pada 2023. Saat musim dividen berakhir, Juan menuturkan investor kini menunggu kepastian lebih lanjut terkait regulasi BLU.
Baca Juga
"Menurut riset kami, peraturan BLU akan mulai diterapkan pada Juli 2023. Ketika peraturan BLU mulai berlaku, kami percaya bahwa PTBA dan BUMI akan diuntungkan, karena keduanya memiliki eksposur ke pasar domestik yang lebih besar, sedangkan ADRO dan ITMG mungkin akan terkena sedikit dampak negatif," tuturnya.
Lebih lanjut, Samuel Sekuritas memutuskan untuk merevisi asumsi harga batu bara rata-rata untuk tahun 2023 menjadi US$172 per ton, dari sebelumnya US$220 per ton dan menaikkan asumsi tarif royalti di 2023. Hal ini mendorong Samuel Sekuritas menurunkan proyeksi laba bersih emiten-emiten batu bara 30-45 persen.
Samuel Sekuritas menurunkan perkiraan laba bersih PTBA di 2023 sebesar 44,2 persen, dan mempertahankan rating hold kami dengan target harga atau target price (TP) baru di Rp3.500 per saham.
Samuel Sekuritas juga menurunkan perkiraan laba bersih ITMG di 2023 sebesar 33,2 persen dan mempertahankan peringkat hold dengan TP baru di Rp26.000 per saham.
Samuel Sekuritas turut memangkas perkiraan laba bersih 2023 ADRO sebesar 30,4 persen. Meski demikian, Samuel Sekuritas mempertahankan peringkat beli untuk ADRO, meskipun dengan TP lebih rendah sebesar Rp2.900 per saham.
"Terakhir, kami memangkas perkiraan laba bersih BUMI 2023 sebesar 56,2 persen, dan kami mempertahankan rating buy untuk BUMI dengan TP baru sebesar Rp150 per saham," tulisnya dalam riset.
Adapun Samuel Sekuritas memilih saham ADRO sebagai top pick, terutama karena diversifikasi bisnis dan neraca yang kuat. Risiko penurunan terhadap saham ADRO datang dari harga batu bara yang lebih rendah dari perkiraan dan perubahan regulasi.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.