Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan bakal menindak tegas jika PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) maupun PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) terbukti memalsukan laporan keuangan.
Dia pun memberi contoh ketika PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dijatuhkan sanksi oleh Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia telah memberikan mengenai laporan keuangan Garuda Indonesia tahun 2018.
“Kalau ada laporan keuangan yang di palsu-palsukan [dan] tidak hanya di Waskita dan WIKA sudah pasti kita akan melakukan yang namanya tindakan hukum keras,” ujar Erick di Kompleks Parlemen, Kamis (15/6/2023).
Saudara kandung Garibaldi “Boy” Thohir tersebut mengatakan Kementerian BUMN tidak akan pandang bulu dalam masalah pelanggaran hukum yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan BUMN.
Menurutnya, sikap pandang bulu akan menjatuhkan kepercayaan publik terlebih lagi jika perusahaan BUMN seperti Waskita dan WIKA terbukti melanggar hukum.
“Saya rasa kita tidak boleh memandang bulu kalau masalah hukum-hukum yang tentu menjadi kepercayaan publik jatuh gitu apalagi kalo melanggar hukum,” tuturnya.
Baca Juga
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebelumnya menyebut telah menduga bahwa Waskita memoles laporan keuangannya sejak 2016.
Deputi Bidang Investigasi BPKP Agustina Arumsari mengatakan indikasi kecurangan dalam laporan keuangan Waskita dapat terlihat dari aset, dan laba maupun rugi yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
“Waskita Karya itu dugaan tadi rekayasa laporan keuangannya [sejak] 2016,” ujar Agustina di Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Dia menilai dampak dari pemolesan laporan keuangan tersebut telah digunakan untuk berbagai kepentingan. Salah satunya adalah penyaluran dana penyertaan modal negara (PMN) dengan menggunakan data yang tidak sesuai.
BKPK nantinya juga akan melihat hasil audit dari kantor akuntan publik yang melakukan proses audit laporan keuangan Waskita mengenai indikasi yang ada dalam rekayasa laporan keuangan Waskita.
“Nanti kan keliatan trend-nya laba berapa persen kenaikan? Pokoknya nanti ada lah teknik-teknik atau cara untuk mengetahui apakah dari situ ada indikasi memoles laporan keuangan,” jelasnya.