Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Gula Dunia Mahal, Gapgindo: Jadi Peluang Emas Gula RI Berjaya

Gapgindo menilai harga gula dunia yang saat ini tinggi menjadi pengalaman pahit sekaligus peluang emas bagi Indonesia.
Impor gula sudah mulai masuk 9 Januari 2021 dari Australia, sisanya akan datang awal Februari. /KTM
Impor gula sudah mulai masuk 9 Januari 2021 dari Australia, sisanya akan datang awal Februari. /KTM

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Produsen Gula Indonesia atau Gapgindo menilai harga gula dunia yang saat ini tinggi menjadi pengalaman pahit sekaligus peluang emas bagi Indonesia.

Ketua Umum Gapgindo Syukur Iwantoro menyampaikan mahalnya harga gula mentah dunia dapat menjadi peluang untuk mengembalikan masa kejayaan Indonesia di bidang gula, seperti zaman kolonial dulu. 

“Peluang emas untuk bisa kembali menjadi negara yang berjaya di bidang gula, seperti zaman kolonial dulu,” kata Syukur dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) 2023 Gapgindo di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Dalam laporan indeks harga pangan Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO), harga gula dunia pada April lalu tercatat naik 17,6 persen dibandingkan periode sebelumnya secara tahunan.

Naiknya harga gula terjadi lantaran adanya kekhawatiran berkurangnya pasokan gula dunia setelah prediksi produksi India dan China direvisi turun. Adapun produksi gula di Thailand dan Uni Eropa juga lebih rendah dari yang diprediksi sebelumnya. 

Syukur dalam paparannya mengatakan, harga gula dunia saat ini yang diperdagangkan di London lebih dari US$700 per ton. Angka tersebut naik lebih dari 30 persen dalam empat tahun terakhir dan menjadi yang tertinggi sejak Desember 2011.

Di tengah kondisi ini, Gapgindo berkomitmen untuk menggenjot produksi gula sehingga diharapkan produksi dalam negeri dapat meningkat melalui penggunaan teknologi-teknologi terkini.

Di 2022, Indonesia menetapkan kebutuhan gula dalam negeri sebanyak 6,48 juta ton. Jumlah tersebut ditujukan untuk konsumsi sebanyak 3,21 juta ton dan kebutuhan industri 3,27 juta ton

Menurut prognosa gula konsumsi nasional Januari-Desember 2023 yang dipaparkan oleh Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa, total ketersediaan gula kristal putih dalam negeri mencapai 3,73 juta ton. Ini diperoleh dari proyeksi produksi GKP dari tebu dalam negeri sebanyak 2,74 juta ton dan impor 991.000 ton. 

Adapun pemerintah menargetkan stok gula dalam negeri pada akhir 2023 bisa surplus di angka 1,44 juta ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Pandu Gumilar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper