Bisnis.com, Jakarta - Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) atau GoTo Group berencana mengubah susunan jajaran dewan direksi dan dewan komisaris. Restu pemegang saham atas perubahan tersebut akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) GoTo yang akan digelar pada 30 Juni mendatang.
Berdasarkan keterangan resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (8/6/2023), manajemen GOTO menyebut Agus Martowardojo akan mengemban tugas baru sebagai Presiden Komisaris, beralih peran dengan Garibaldi Thohir yang akan menjadi komisaris.
GoTo juga berencana menambahkan satu direksi baru yaitu Thomas Husted, yang sebelumnya pernah menjabat Group Chief Financial Officer GoTo. Dia dinominasikan untuk menduduki jabatan Wakil Direktur Utama dan Chief Operating Officer (COO).
Menariknya, Andre Soelistyo, CEO GoTo saat ini, akan bertukar posisi dengan Patrick Walujo yang menduduki jabatan komisaris, setelah berhasil membangun fondasi yang kuat atas perusahaan teknologi terdepan di Asia Tenggara ini.
Pria kelahiran tahun 1983 ini pertama kali bergabung dengan GoTo pada tahun 2015, ketika nama GOTO belum ada dan masih dengan brand awal Gojek. Bersama para founder termasuk Nadiem Makarim dan Kevin Aluwi, Andre membawa perusahaan mampu berkontribusi secara ekonomi mencapai Rp 249 triliun di 2021, atau setara dengan 1,6% produk domestik bruto (PDB) Indonesia mengacu data riset LDUI.
Lantas bagaimana sepak terjang perjalanan Andre dalam membawa GOTO selama 8 tahun terakhir kepemimpinannya?
Sebelum bergabung dengan GoTo, Andre adalah Direktur Eksekutif PT Northstar Group, perusahaan dana ekuitas swasta terkemuka di Asia Tenggara, dari 2008 hingga 2016. Dia sempat menjabat sebagai Head of Corporate Finance di salah satu kontraktor pertambangan batu bara terbesar di Indonesia, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) sejak 2009 hingga 2011.
Pemegang gelar Bachelor of Science in Information Technology dari University of Technology Sydney, Australia ini bahkan diakui kepemimpinannya dan masuk dalam daftar Bloomberg 50 pada 2021. Di luar kepemimpinannya di GOTO, Andre juga menjabat sebagai Kepala Badan Pengembangan Ekosistem Ekonomi Digital Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, periode 2021 hingga 2026 sebagaimana dicatat situs resmi GoTo.
Di GoTo, selama masa jabatan sebagai Co-CEO GoTo dari 2019-2021, Andre berhasil memperluas bisnis pembayaran dan jasa keuangan, serta mampu memainkan peran penting dalam pertumbuhan pesat GoTo dan keberlanjutan bisnis jangka panjang.
Sebab itu, ketika mengundurkan diri dari jabatan CEO GoTo, Andre menilai pencapaian GoTo hingga saat ini merupakan hasil kerja keras banyak pihak, termasuk para pemimpin kelas dunia yang kini menjalankan bisnis GoTo.
“Sebagai organisasi yang secara historis dipimpin oleh pendirinya, GoTo selalu memprioritaskan pertumbuhan para pemimpin, agar perseroan dapat beralih dari kepemimpinan para pendiri menuju kepemimpinan oleh profesional dalam jangka panjang,” kata Andre, dalam keterangan resmi di BEI, Kamis ini (8/6).
"Kami telah mencapai kemajuan yang baik sampai saat ini, dan saya percaya sekarang adalah waktu yang tepat bagi para pemimpin perseroan, termasuk para presiden unit bisnis kami, Catherine, Hans, dan Melissa, untuk membawa GoTo terus melangkah maju,” katanya lagi.
Tiga nama yang disebut Andre adalah Catherine Hindra Sutjahyo, Direktur GoTo dan juga Presiden Layanan On-Demand (Gojek), Hans Patuwo, Direktur GoTo dan Presiden, Financial Technology, dan Melissa Siska Juminto, Direktur GoTo dan Presiden, E-Commerce (Tokopedia).
Berdasarkan catatan Bisnis, pelaku pasar menilai Andre disebut telah meninggalkan fondasi yang kuat bagi GoTo untuk mencapai target profitabilitasnya, yaitu adjusted EBITDA atau EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal empat tahun ini.
Berdasar laporan keuangan GoTo kuartal pertama 2023, Andre berhasil memimpin perusahaan mencapai pertumbuhan pendapatan bersih hingga 123% dan penurunan kerugian hingga 41%.
Pencapaian ini diapresiasi oleh pasar dan investor dengan kenaikan harga saham GoTo hingga 31% di tahun 2023 sehingga GoTo menjadi salah satu saham kapitalisasi besar dengan performa terbaik, mengacu data BEI.
Di sisi lain, pelaku pasar juga menilai Andre punya jasa besar membesarkan Gojek dari awal kemunculan aplikasi on-demand tersebut pada 2015 lalu. Mengutip laman perusahaan, Andre berhasil memimpin berbagai penggalangan dana di Gojek hingga US$ 5 milliar atau setara dengan Rp 75 triliun (kurs Rp 15.000/US$). Ronde penggalangan dana ini menarik nama-nama besar seperti Telkomsel, Google, Tencent, Astra, KKR, Facebook, Visa, dan Warburg Pincus.
Tak hanya itu, saat Gojek ditinggal Nadiem yang ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Jokowi pada 2019. Andre bersama Kevin Aluwi kemudian menjadi co-CEO Gojek, dan Andre berhasil memperluas bisnis pembayaran dan jasa keuangan perusahaan melalui bendera PT Dompet Karya Anak Bangsa (DKAB) atau yang dikenal sebagai GoTo Financial.
“Menjabat sebagai Direktur Utama GoTo adalah sebuah kehormatan besar,” kata Andre.
“Dan saya sangat menghargai berbagai kesempatan yang telah diberikan oleh perseroan. Saya sangat bangga atas budaya dan kegigihan yang telah kami bangun, dan saya percaya meskipun perubahan akan selalu ada, komitmen untuk menjalankan misi perseroan akan selalu terjaga.”
“GoTo akan selalu menjadi katalis perubahan positif, dan mempertahankan nilai-nilai yang mendorong kami untuk terus berupaya meningkatkan kualitas kehidupan dan membawa kemajuan bagi semua pihak dalam ekosistem, termasuk mitra pengemudi, pedagang dan konsumen,” ungkap Andre.
Catatan kesuksesan lain yakni dia berhasil mengantarkan dengan mulus proses merger Gojek dan Tokopedia pada 2021 menjadi GoTo, ekosistem digital terbesar di Indonesia.
Sebelumnya di 2020, ketika pandemi melanda, dan beberapa bulan setelah menjabat sebagai Co-CEO, Andre harus mengelola bisnis di kala pandemi secara virtual, sebuah hal yang unprecedented di Indonesia, dan juga memastikan keselamatan karyawan dan para mitra. Di saat genting ini, Andre memastikan karyawan mendapatkan support kesehatan untuk mereka dan keluarganya, serta menggelontorkan banyak bantuan untuk mitra. Selama masa pandemi, Gojek, bahkan mengeluarkan sekitar Rp 1 triliun untuk berbagai inisiatif mendukung mitra UMKM dan mitra driver.
Pada 2022, Andre juga sukses membawa GoTo melantai atau menjadi perusahaan publik di BEI pada 11 April 2022, di tengah pandemi dan keadaan ekonomi makro yang tidak baik saat itu. GOTO meraih dana penawaran umum perdana (IPO) Rp 13,7 triliun, terbesar ketiga sepanjang sejarah BEI dan terbesar ke-5 di dunia saat itu.
"Mampu memasuki pasar dalam kondisi saat ini merupakan bukti potensi jangka panjang bisnis GoTo yang akan menguatkan neraca perusahaan dan menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham. Pasar modal Indonesia, yang telah mengungguli pasar lain di seluruh dunia, memiliki ketangguhan dan kapasitas untuk mendukung pencatatan dengan skala sebesar ini," kata Andre kala itu.
Komitmen GoTo untuk terus memberikan dampak sosial positif juga ditunjukkan oleh Andre yang secara pribadi mengawasi program saham Gotong Royong yang memberikan kesempatan bagi mitra driver, merchant, dan konsumen. Lewat program ini lebih dari 600 ribu mitra driver Gojek, punya kesempatan menjadi pemegang saham GoTo, gratis.
Setelah IPO, Andre memegang peranan penting dalam membuat struktur governance perusahaan dengan empat unit bisnis, yaitu: on-demand, e-commerce, financial service, dan logistik.
Dalam posisi barunya nanti, mengacu keterangan perusahaan, Andre akan banyak memberikan arahan strategis supaya GoTo semakin cepat meraih target profitabilitas sambil mempertahankan pertumbuhan jangka panjang.
Ada dua pedoman besar terkait kinerja keuangan, yakni mencapai margin kontrubusi positif pada kuartal I-2023 dan mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV-2023.
Di Q1-2023, GoTo melaporkan EBITDA yang disesuaikan tumbuh sebesar 67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp-1,6 triliun. Capaian ini didukung oleh kinerja kuat khususnya dari unit bisnis On-Demand Services dan E-Commerce.
Andre menepati janji. Kontribusi marjin berhasil diwujudkan dan target adjusted EBITDA Positif sudah berada di separuh jalan.