Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat Rp14.860, Pasar Tebak-tebakan Sikap The Fed

Rupiah hari ini ditutup menguat ke level Rp14.860 per dolar AS, bersama mata uang Asia lainnya.
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp14.860 pada perdagangan hari ini, Selasa (6/6/2023). Rupiah menguat bersama beberapa mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,21 persen ke Rp14.860 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,02 persen ke 104,02.

Bersamaan dengan rupiah, yen Jepang naik 0,21 persen, dolar Singapura naik 0,01 persen, dolar Taiwan turun 0,02 persen, won Korea Selatan naik 0,77 persen, dan peso Filipina turun 0,06 persen.

Kemudian rupee India naik 0,20 persen, yuan China melemah 0,23 persen, ringgit Malaysia melemah 0,61 persen, dan baht Thailand naik 0,01 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dalam beberapa hari terakhir, nilai dolar mengalami volatilitas karena para trader mencoba mencari tahu apa keputusan Federal Reserve mengenai suku bunga pada pertemuan minggu depan.

Ibrahim melanjutkan, laporan pekerjaan pada Jumat hanya memperburuk situasi, karena ledakan penggajian menunjukkan ada ruang bagi Fed untuk menaikkan suku bunga sekali lagi. Tetapi, peningkatan laju pertumbuhan rata-rata upah yang pesat menunjukkan sebaliknya.

Berbeda dengan The Fed, Bank Sentral Eropa hampir pasti akan menaikkan suku bunga minggu depan, dengan Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan pada Senin jika masih terlalu dini untuk menyebutkan puncak inflasi inti, meskipun tanda-tanda perlambatan sudah terlihat.

Adapun fokus minggu ini akan tertuju pada data inflasi dan perdagangan China yang diperkirakan akan turun lebih lanjut, sehingga investor akan mencermati pemulihan ekonomi di China.

Dari dalam negeri, sentimen datang dari laju inflasi di dalam negeri yang melanjutkan tren penurunan pada Mei 2023, yang tercatat sebesar 4,0 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Meski demikian, pemerintah akan terus meningkatkan kewaspadaan untuk menjaga tren inflasi tetap terkendali. 

Angka inflasi pada Mei 2023 tersebut merupakan yang terendah sejak awal tahun. Tren penurunan inflasi tersebut mencerminkan konsistensi pemerintah dalam mengendalikan inflasi.

Adapun untuk perdagangan besok, Rabu (7/6/2023), Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup menguat di rentang  Rp14.830-Rp14.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper