Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi PT Total Bangun Persada Tbk. (TOTL) baru saja mendapatkan tambahan nilai kontrak baru sebesar Rp700 miliar. Alhasil total nilai kontrak baru yang dikantongi mencapai Rp1,3 triliun per akhir Mei 2023.
Presiden Direktur TOTL Janti Komadjaja mengatakan perseroan baru-baru ini mendapatkan dua proyek baru dengan nilai yang cukup besar. Namun, dia enggan membeberkan detail dari kontrak tersebut.
Adapun TOTL menargetkan kontrak baru sebesar Rp2,6 triliun di 2023. Dengan adanya tambahan kontrak baru Rp700 miliar tersebut berarti TOTL mengantongi Rp1,3 triliun kontrak baru atau 50 persen dari target penuh 2023.
Dia mengatakan nantinya TOTL akan melakukan peninjauan ulang pada akhir semester I/2023. Manajemen juga tidak menutup kemungkinan akan melakukan revisi target untuk 2023.
“Kita pasti akan review [target]. Biasanya kita review di akhir kuartal II dan itu nanti kita lihat posisi kita gimana pasarnya seperti apa. Semuanya nanti kita lihat dan pasti kita laporkan kepada para investor,” ujar Janti dalam diskusi yang disiarkan kanal YouTube Stockbit dikutip Jumat (2/6/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan saat ini TOTL lebih fokus untuk menggarap proyek dari swasta. Hal ini lantaran adanya keterbatasan sumber daya sehingga harus cenderung menggarap proyek dari klien yang sudah ada.
Baca Juga
Dia juga menyebut TOTL beberapa kali mendapatkan beberapa undangan maupun ajakan untuk menggarap proyek pemerintah. Namun, emiten konstruksi tersebut sudah lama menggarap proyek swasta sehingga akan memprioritaskan klien yang ada.
“Klien-klien kita yang di swasta ini banyak yang membangun. Jadi kita harus lebih mendahulukan customer kita,” tuturnya.
Meski demikian, dia tidak menutup peluang bagi TOTL untuk ikut serta dalam tender proyek yang diadakan oleh pemerintah. TOTL akan mempertimbangkan mengikuti proyek pemerintah jika sudah memiliki sumber daya yang lebih kuat.
TOTL sedang mengikuti tender yang nilai kontraknya diestimasikan mencapai Rp6,5 triliun. Saat ini, TOTL sedang mengikuti proses tender untuk mendapatkan proyek, tetapi masih belum mengambil keputusan.
Berdasarkan sektor, sebanyak 31 persen tender untuk perkantoran, 19 persen hotel, 16 persen bangunan multi fungsi, 14 persen pusat perbelanjaan, dan 10 persen industri.
Selanjutnya, sebanyak 3 persen dari sektor apartemen, 2 persen dari edukasi, dan 5 persen dari lain-lainnya. Adapun seluruh proyek dalam prospek tersebut merupakan proyek swasta.