Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menerka Maksud di Balik Pilihan Lo Kheng Hong Beli Saham Properti

Peluang sektor lain untuk bersinar tahun ini. Salah satunya adalah properti seperti PT Intiland Development Tbk. (DILD) kepunyaan Lo Kheng Hong.
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara yang melemah berpeluang memberikan sektor lain untuk bersinar tahun ini. Salah satunya adalah properti seperti PT Intiland Development Tbk. (DILD) kepunyaan Lo Kheng Hong.

Saham emiten batu bara seperti PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) terus mengalami penurunan sejak awal tahun hingga saat ini, yakni turun 34,16 persen. Analis melihat terdapat peluang rotasi di sektor properti tahun ini, yang bisa menguntungkan saham-saham seperti PT Intiland Development Tbk. (DILD) jagoan Lo Kheng Hong, hingga PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE). 

Head of Research Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima mengatakan rotasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berikutnya dapat berpotensi datang dari sektor properti, setelah sektor properti turun sejak awal tahun.

Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor properti tercatat telah mengalami penguatan 2,65 persen secara year-to-date (YTD) atau sejak awal tahun. Sementara itu sektor energi yang di dalamnya beranggotakan saham batu bara mengalami penurunan 23,22 persen YTD.  

"Tekanan makroekonomi global membuat ekonomi dari sisi konsumsi domestik mendapat tantangan. Justru, segmen menengah ke atas akan selektif dalam membelanjakan dana mereka untuk investasi di sektor properti," kata Raphon, dikutip Senin (29/5/2023). 

Apalagi, lanjut dia, sektor properti ke depannya berpotensi mendapatkan potensi katalis positif dari tren penurunan suku bunga acuan. 

Raphon melihat saham-saham yang memiliki eksposur ke segmen menengah atas seperti SMRA dan BSDE patut menjadi pilihan investor.

Senada dengan Raphon, Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan salah satu sektor yang dapat menjadi pilihan tahun ini adalah sektor properti, yang selama ini dikenal sebagai salah satu alternatif investasi favorit masyarakat. 

"Setelah tahun lalu memanen dan menikmati kondisi booming komoditas, tentu banyak orang yang akan mengalihkan dana nya untuk berinvestasi. Kemudian jika dilihat dari outlook pasar saham yang relative terbatas potensial upsidenya terkait kondisi resesi global, maka tentu menjadi logis untuk memilih berinvestasi di properti," ucap Pandhu. 

Dia melanjutkan, jika benar demikian, hal ini akan segera tercermin pada kinerja keuangan para emiten tahun ini. 

Di sisi lain, proyeksi tingkat suku bunga diperkirakan sudah mencapai area puncak sehingga investor akan lebih nyaman, dan tidak terlalu khawatir salah perhitungan akibat perubahan suku bunga yang lebih tinggi dari perkiraan yang dampaknya pada kenaikan cicilan dan sebagainya.

Adapun Investindo Nusantara Sekuritas menjadikan saham CTRA, BSDE, dan KIJA sebagai top picks dalam rotasi sektor kali ini.

Sebagai informasi, Lo Kheng Hong tidak akan mendapatkan dividen dari PT Intiland Development Tbk. (DILD) untuk tahun buku 2022. Saat ini, DILD fokus memperkuat kinerja usai mengalami rugi Rp98,84 miliar pada 2022.

Direktur Intiland Archied Noto Pradono mengatakan manajemen masih fokus untuk memperkuat arus kas. Alhasil Intiland belum dapat membagikan dividen untuk tahun buku 2022.

“Kita belum bisa membagikan dividen karena kita masih memperkuat kita punya cashflow kita tahun ini,” ujar Archied dalam konferensi pers, Rabu (24/5/2023).

Lo Kheng Hong mulai muncul sebagai salah satu pemegang saham DILD dengan porsi kepemilikan terbesar pada 12 Agustus 2022. Kala itu, Pak Lo tercatat memegang 651,41 juta lembar atau setara dengan 6,28 persen.

Berdasarkan data RTI per 30 April 2023, Pak Lo kini menggenggam 686,41 juta (686.416.700) saham DILD. Jumlah tersebut setara dengan 6,62 persen dari total saham DILD yang beredar.

Sementara investor publik lainnya tercatat menggenggam 4,7 miliar (4.707.961.830) saham atau setara 45,42 persen.

DILD mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp98,84 miliar sepanjang 2022. Capaian tersebut berbalik dari laba sebesar Rp13,13 miliar pada 2021.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper