Bisnis.com, JAKARTA — PT Permodalan Nasional Madani atau PNM menyampaikan bahwa sukuk yang diterbitkan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga mencapai Rp9 triliun, dari target awal yang dibidik hanya senilai Rp2 triliun.
“Kemarin sudah [menerbitkan sukuk], good funds bulan lalu Rp2 triliun sudah terealisasi sukuk. Kami oversubscribed, peminatnya sampai Rp9 triliun,” kata Direktur Utama PNM Arief Mulyadi saat ditemui Menara PNM, Jakarta, usai acara Pra HUT PT PNM Ke-24, Sabtu (27/5/2023).
Arief menuturkan bahwa PNM tidak bisa terlalu banyak menerbitkan sukuk. Dia menjelaskan hal itu dilakukan untuk menjaga arus kas perusahaan.
Meski demikian, PNM akan kembali menerbitkan sukuk senilai Rp2 triliun pada semester II/2023. Hal itu sejalan dengan rencana awal PNM pada pertengahan November tahun lalu.
“Tahun ini InsyaAllah ada sukuk [lagi] sekitar Rp2 triliun sekitar kuartal III atau IV,” ungkapnya.
Pada pertengahan November 2022, Arief menuturkan bahwa pada awal 2023, PNM berencana untuk menerbitkan bond syariah sukuk hingga Rp4 triliun sebagai dana segar perusahaan.
Baca Juga
“Nilainya sambil baca pasar, kalau bisa dan peluangnya bagus mungkin sampai Rp4 triliun. Kalau tidak, ya, kita buat bertahap Rp2 triliun,” ujarnya.
Sepanjang 2022, PNM mencatat telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp64,1 triliun, naik jika dibandingkan dengan 2021 yang hanya mencapai Rp49,4 triliun.
Setali tiga uang, total aset PNM juga merangkak dari Rp43,7 triliun pada 2021 menjadi Rp46,9 triliun pada 2022. Sama halnya dengan baki debet PNM yang naik menjadi Rp41,1 triliun sepanjang 2022 dari tahun sebelumnya hanya bernilai Rp33,5 triliun.