Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perdagangan kayu PT Darmi Bersaudara Tbk. (KAYU) menargetkan pendapatan penjualan mencapai Rp120 miliar hingga akhir tahun.
Direktur Utama Darmi Bersaudara Nanang Sumartono Hadiwidjojo mengklaim kinerja KAYU sampai dengan pertengahan Mei dan realisasi target penjualan ekspor di akhir tahun 2023 menunjukkan tren positif.
“Kami saat ini telah bernegosiasi dengan perusahaan lokal di Indonesia dengan nilai kontrak mencapai Rp100 miliar per tahun, perseroan optimis mendapatkan kontrak penjualan tersebut selambat – lambatnya pada Juni 2023,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Minggu (21/5/2023).
Nanang bilang dengan adanya kontrak Rp100 miliar tersebut telah berdampak pada kembalinya kepercayaan para Investor di pasar modal untuk kembali untuk berinvestasi di saham KAYU.
Di sisi lain, saham KAYU pada penutupan perdagangan Jumat (19/5/2023) berhasil menyentuh auto rejection atas (ARA) ke posisi Rp106 per saham, naik 9,28 persen dalam sehari.
Berdasarkan data RTI Business, saham kayu bergerak menguat dalam kurun waktu sebulan yaitu 89,29 persen. Secara akumulasi, saham KAYU juga bergerak positif sebesar 112 persen secara year to date (ytd).
Baca Juga
“Perseroan optimis tren penguatan harga Saham KAYU akan terus berlanjut seiring dengan pencapaian kinerja KAYU yang terus Positif pada tahun ini,” jelas Nanang.
Saat ini saham KAYU masih ada notasi khusus X Kriteria 1 yaitu harga rata-rata saham selama 6 bulan terakhir di pasar reguler kurang dari Rp51. Saham KAYU baru 'bangun' dari status saham gocapan pada pertengahan April lalu.
Namun melihat kinerja dari pergerakan saham KAYU yang terus positif membuat perseroan yakin notasi Khusus X tersebut akan segera dilepas dalam waktu dekat.
KAYU kedepan akan terus berupaya untuk terus mencoba mencari terobosan baik dalam mempertahankan eksisting market juga menambah market baru yang potensial, baik pasar di luar negeri maupun pasar lokal didalam negeri dan tentunya dengan mengikuti arahan regulator dan pemerintah,” imbuh Nanang.
--
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.