Bisnis.com, JAKARTA – Emiten yang berkaitan dengan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) sempat mencicipi kenaikan saham akibat pemberlakuan insentif kendaraan listrik, namun seiring waktu beberapa emiten mulai berbalik arah.
Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani mengatakan pada saat pemberlakuan insentif Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) pada 1 April 2023, beberapa emiten terkait EV mendulang kenaikan saham.
“Beberapa emiten yang telah ekspansi bisnis utamanya ke sektor kendaraan listrik (electric vehicle) sempat mencatat kenaikan dampak dari katalis positif tersebut,” katanya dalam riset, dikutip Minggu (21/5/2023).
Beberapa emiten tersebut bahkan telah melakukan beberapa ekspansi terkait kendaran listrik. Sebut saja PT Indika Energy Tbk. (INDY) yang sudah meluncurkan produk motor listrik Alva One sejak tahun lalu.
Ada pula PT NFC Indonesia Tbk. (NFCX) bersama dengan PT M Cash Integrasi Tbk. (MCAS) yang berekspansi ke industri kendaraan listrik dengan merek Volta. PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) juga memiliki motor listrik dengan merek Gesits.
Kemudian PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS) yang berfokus pada perakitan kendaraan listrik dengan merek Selis, PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) yang bekerjasama dengan PT. Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan membentuk usaha patungan pada motor listrik yakni electrum, serta PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) yang menyediakan komponen kebutuhan kendaraan listrik.
Baca Juga
Chisty menjelaskan kebijakan pemerintah tersebut merupakan sentimen positif namun hanya berlaku jangka pendek atau sesaat. Terlihat dari pertama pemberlakuan kebijakan beberapa emiten tersebut mencatat kenaikan harga saham yang cukup signifikan.
“Meskipun saat ini, beberapa saham tersebut mulai mencatat penurunan,” jelas Chisty.
Chisty bilang beberapa emiten yang telah masuk ke dalam industri EV tersebut belum sepenuhnya mengandalkan penjualan kendaraan listrik sebagai kontributor utama pendapatan. Jika dilihat saat ini, permintaan kendaraan listrik dalam negeri belum terlalu besar terutama untuk mobil listrik.
Pasalnya, penjualan mobil listrik di Indonesia tergolong kurang diminati sebab harganya yang lebih tinggi dibanding mobil konvensional. Sedangkan untuk penjualan motor listrik sendiri, permintaannya jauh lebih tinggi dibanding mobil listrik.
Dari sisi fundamental, emiten kendaraan listrik yang telah berhasil mencatat kenaikan kinerja imbas dari pemberian insentif kendaraan listrik diantaranya adalah PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS).
SLIS berhasil mencatat penjualan yang tumbuh 8,65 persen year on year sepanjang kuartal I/2023, secara rinci kontributor utama pendapatan SLIS berasal dari penjualan komponen elektronik sebanyak Rp261,79 miliar, dan penjualan sepeda listriknya sebesar Rp225,36 miliar.
PT NFC Indonesia Tbk. (NFCX) yang memiliki kendaraan listrik volta pergerakan sahamnya sempat terkoreksi pada 20 Maret 2023, namun pergerakannya tercatat mengalami kenaikan mulai 27 Maret 2023.
Begitupun dengan emiten yang memiliki motor listrik lain seperti WIKA, TOBA, dan INDY yang secara teknikal pergerakan sahamnya telah bullish sejak akhir Maret 2023, kecuali GOTO yang secara teknikal pada saat sentimen tersebut efektif pergerakannya masih belum tercatat rally. Hal tersebut karena GOTO juga masih dipenuhi katalis negatif dari melemahnya sektor teknologi di tengah era kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini.
Sementara itu, WIKA, TOBA maupun INDY pergerakannya saat ini terkoreksi imbas dari pergerakan sektoralnya belum cukup positif. Untuk TOBA dan INDY terkoreksi karena pergerakan sektor energi saat ini juga tengah koreksi, yang disebabkan mayoritas komoditas mengalami penurunan permintaan komoditas sebab perlambatan ekonomi global.
“Sementara untuk WIKA, pergerakan sektor konstruksi juga cukup menantang ditengah era suku bunga yang cukup tinggi seperti saat ini,” katanya.
Kemudian, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) juga berhasil mencatat kinerja yang solid sepanjang kuartal I/2023. Penjualan DRMA tercatat tumbuh melesat 57,4 persen secara tahunan mencapai sebesar Rp1,4 triliun. DRMA merupakan produsen lokal yang memasok baterai untuk sepeda motor listrik dan komponen kendaraan listrik lainnya.
Prospek ke depan untuk industri kendaraan listrik masih akan positif seiring dengan berkembangnya teknologi.
“Di sisi lain, masyarakat pun semakin sadar untuk mengembangkan energi terbarukan dalam hal teknologi, termasuk pada bidang industri otomotif berbasis listrik,” imbuhnya.
Perkembangan industri kendaraan listrikpun sesuai dengan fokus pemerintah untuk mewujudkan energi bersih dengan menargetkan produksi 2 juta unit sepeda motor listrik pada 2025.
Rekomendasi Saham dari Ajaib
Seiring dengan analisis tersebut, Ajaib Sekuritas merekomendasikan dua emiten EV yaitu INDY dan DRMA, dengan rincian:
- INDY
Buy on weakness
Support : 1860
Resistance : 2160
Cut loss If break : 1800
- DRMA
Speculative buy
Support : 1000
Resistance : 1200
Cut loss if break : 890
--
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.